Lihat ke Halaman Asli

Ical Craft, Kreasi Tapis yang Tetap Eksis

Diperbarui: 5 September 2021   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pandemi Covid-19 tak menyurutkan Ical Sungkai (36), pemilik usaha kerajinan tangan "Ical Craft" untuk mengembangkan bisnis. Ketika sebagian pelaku usaha terpaksa menutup gerai karena sepi pembeli, ia justru membuka tempat baru yang diberi nama "Nuwa Ical Art".

Galeri yang terletak di Jalan Singosari Nomor 3, Kelurahan Enggal, Kecamatan Enggal, Kota Bandar Lampung, Lampung, resmi beroperasi sejak 17 Agustus 2021.  Peresmian "rumah baru" itu sengaja diadakan bertepatan dengan Perayaan HUT ke-76 Republik Indonesia.  Ini menandai semangat Ical untuk tetap tangguh dan tumbuh di tengah situasi pandemi Covid-19.

Ketika awal merintis usaha, dia memanfaatkan salah satu ruangan di rumah orangtuanya sebagai ruang pamer. Namun, lokasi rumah yang kurang strategis membuat sejumlah konsumen kesulitan saat hendak berbelanja. Selain sulit dicari, lokasi parkir kendaraan juga terbatas. Setelah pindah ke tempat baru, semua kendala itu bisa teratasi.

Untuk merayakan pembukaan galeri, Ical sengaja membuat clutch atau tas genggam berbalut tapis dengan nuansa merah putih. Tas genggam itu merupakan salah satu dari sekian banyak produk kerajinan tangan yang dipajang di sana.

Ical menggeluti usaha kerajinan tangan sejak 2015. Kecintaan pada budaya menjadi alasan Ical tertarik berkecimpung pada sektor usaha kreatif.

Di Lampung, dia termasuk salah satu perajin yang turut memopulerkan kerajinan tangan berornamen tapis. Misinya adalah mengenalkan tapis pada semua kalangan, khususnya generasi muda.

Jika selama ini tapis identik dengan pakaian tradisional, Ical mengkreasikan tapis menjadi berbagai kerajinan tangan yang memikat dan bernilai jual ekspor. Selain tas genggam, ada juga pakaian, kain lilit, jilbab, dan sarung bantal. Aneka aksesori, seperti gelang, kalung, dan masker juga diproduksi.

Desain elegan dan autentik serta kualitas bahan yang premium membuat karya Ical mempunyai nilai jual lebih tinggi. Harga setiap produk bergantung pada desain dan tingkat kerumitan yang menunjukkan eksklusivitas  barang. Satu produk dibandrol mulai dari Rp 50.000 hingga jutaan rupiah.

Bagi Ical, kreativitas adalah kunci agar usaha kerajinan tangan yang ia tekuni tetap hidup, bahkan terus cemerlang. Untuk itu, ia selalu berusaha menciptakan produk baru setiap bulan.

Salah satu kreasi terbarunya adalah jilbab tapis yang dibuat dengan teknik cetak digital atau digital printing. Teknik itu dipilih agar penggunaan dan perawatan jilbab lebih mudah. Selain itu, motif tapis juga dapat dikreasikan menjadi berbagai warna, seperti keemasan, perak, dan hitam.

Kerajinan tangan buatan Ical semakin terkenal karena ia rutin mengikuti pameran dan bazar di berbagai kota di Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara. "Selain pasar domestik, produk kami juga telah dikirim ke luar negeri. Kami pernah mendapat pesanan dari Malaysia, Turki, Taiwan, dan Inggris," ujarnya saat berbincang di Nuwa Ical Art di Bandar Lampung, pada Selasa (31/8/2021).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline