Salah satu permasalahan dalam pendidikan yang sering muncul adalah kurangnya kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Proses pembelajaran satu arah yang lebih menekankan kepada konten dan teori membuat siswa hanya menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru saja dan pembelajaran berjalan dengan kurang interaktif. Proses pembelajaran hanya melalui transfer pengetahuan saja sehingga siswa memahami pembelajaran dengan cara menghapal.
Alih-alih mampu mengaplikasikan pembelajaran dengan baik, siswa seperti tidak memahami materi yang diberikan karena proses belajar yang kurang tepat sehingga ketika dihadapkan pada suatu masalah siswa menjadi kebingungan dan tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Hal ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan untuk menciptakan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan dalam memecahkan suatu masalah.
Kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh siswa jika proses pembelajaran dilakukan dengan melibatkan siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang mereka hadapi di dunia nyata dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut, yaitu pembelajaran berbasis masalah atau problem-based learning.
Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah pada kehidupan nyata dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran multiarah yang dilakukan oleh guru dan siswa. Proses pembelajaran didasarkan pada masalah yang nyata serta pembelajaran berbasis masalah lebih menekankan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja sama untuk mengidentifikasi dan memecahkan suatu masalah serta memberikan alternatif solusi untuk masalah tersebut sehingga proses belajar dapat dipahami dan diimplementasikan dengan baik oleh siswa (Peterson, 1997).
Pembelajaran berbasis masalah sudah dikenalkan sejak tahun 1960 di McMaster University dengan pendekatan inovatif. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu proses pembelajaran dengan menggabungkan teori di kelas kemudian melakukan penerapan tentang apa yang telah dipelajari ke dalam suatu masalah nyata serta mengidentifikasi dan menemukan solusinya (Curtis, 2019).
Pembelajaran berbasis masalah juga dikatakan lebih efektif jika didasarkan pada proses pembelajaran dengan bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang dapat meningkatkan pembelajaran. Proses belajar dalam tim membuat siswa menjadi lebih dinamis dan interaktif dalam belajar (Wiznia, Korom, Marzuk, Safdieh, & Grafstein, 2012).
Selain itu, pengalaman belajar dan partisipasi siswa juga meningkat. Adanya diskusi dan interaksi kerja sama melalui sebuah kelompok kecil mampu lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuannya mengenai tujuan pembelajaran dan juga mempermudah dalam menyelesaikan suatu masalah.
Dalam pembelajaran berbasis masalah, guru bertindak sebagai fasilitator. Fasilitator dapat memberikan pengarahan, dorongan, dan motivasi kepada siswa untuk belajar dan meningkatkan kemampuannya melalui komunikasi kelompok (Seibert, 2021).
Proses penerapan pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan siswa berdiskusi dan melakukan penelitian untuk menentukan masalah atau isu nyata yang ada.