Lihat ke Halaman Asli

Cerita Praktik Baik Problem Based Learning

Diperbarui: 17 Januari 2023   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Biologi di SMA dengan Model Problem Based Learning?

Tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik dalam pembelajaran biologi materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning.

Situasi yang menjadi latar belakang yaitu rendahnya motivasi belajar peserta didik sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Hal ini didukung pula dengan kondisi pandemi selama 2 tahun sangat mempengaruhi motivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik cenderung tidak termotivasi untuk melakukan literasi terhadap materi pembelajaran, apalagi ketika dihadapkan dengan soal-soal literasi numerasi. Latar belakang masalah dari pelaksanaan praktik pembelajaran ini yaitu:

  • Peserta didik belum terbiasa dalam mengerjakan soal-soal pemecahan masalah literasi, matematis, dan sains berkonteks dan HOTS.
  • Peserta didik terbiasa dengan soal-soal LOTS.
  • Peserta didik kesulitan dalam membangun strategi penyelesaian masalah.
  • Peserta didik sudah beranggapan bahwa soal-soal yang menampilkan grafik, tabel atau bagan itu sulit.
  • Peserta didik belum mampu menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil kesimpulan.
  • Peserta didik belum mampu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan).
  • Guru kurang maksimal menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
  • Soal-soal yang disajikan oleh guru belum menunjukan literasi numerasi.
  • Rencana pembelajaran belum mendukung proses literasi numerasi peserta didik.
  • Kegiatan pembelajaran kurang merangsang peserta didik untuk memecahkan masalah, membuat peserta didik kesulitan dalam menghadapi soal-soal berbasis literasi numerasi. Untuk itu, guru harus bisa menciptakan proses pembelajaran yang merangsang kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dan menentukan solusi serta menganalisis grafik, tabel atau bagan. Hal ini menjadi tantangan bagi guru di kelas.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena literasi dan numerasi ini sudah menjadi permasalahan yang umum pada setiap mata pelajaran, dengan praktik pembelajaran ini diharapkan peserta didik mendapatkan keterampilan dasar literasi numerasi untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Karena kemampuan literasi dan numerasi ini saling melengkapi dan digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu praktik ini diharapkan bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi rekan guru lain.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab guru dalam praktik ini?

Peran saya dalam praktik ini adalah memilih dan menentukan model, media dan metode sebelum melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah. Kemudian menyusun LKPD berbasis masalah dan menyusun soal-soal analisis dalam bentuk grafik, tabel atau bagan. Dalam PPL ini saya bertanggung jawab penuh untuk mengatasi masalah yang dialami peserta didik. Untuk itu perlu perencanaan yang matang sebelum aksi yang akan dilakukan.

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut ?

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru beserta pakar, maka beberapa tantangan yaitu:

  • Guru belum maksimal dalam penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan kebutuhan peserta didik. Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat maka dapat membantu ketercapaian keberhasilan belajar peserta didik.
  • Peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang mengharuskan mereka untuk menganalisis pemecahan masalah dan mencari alternatif solusi dari permasalahan tersebut dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta didik biasa hanya bersikap pasif dan menerima materi sepenuhnya dari guru.
  • Kurangnya pemanfaatan TPACK oleh guru. Di abad 21 seperti sekarang ini, guru dituntut dapat menguasai teknologi secara maksimal dan dapat diterapkan di kelas. Hal ini menjadi tantangan berat bagi guru yang belum menguasai teknologi secara mahir.
  • Peserta didik belum terbiasa mengerjakan LKPD berbasis masalah, karena peserta didik terbiasa mengerjakan LKPD yang jawabannya dapat diakses langsung dari google. Hal ini menjadi tantangan berat bagi guru untuk membiasakan peserta didik dalam kegiatan literasi.
  • Pemilihan media ajar yang tepat oleh guru. Membuat media pembelajaran yang menarik juga menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru harus bisa menciptakan media pembelajaran yang menarik dan sesaui dengan karakteristik materi dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Dalam hal ini guru harus bisa menganalisis media yang dapat diterapkan. Media menjadi kendali penting untuk meningkatkan minat peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas.

Siapa saja yang terlibat? Semua pelaku pendidikan terlibat dalam tantangan ini, baik peserta didik, guru maupun kepala sekolah. Salah satu kunci pembelajaran yang efektif adalah guru mampu menyampaikan pengetahuan dengan jelas dan penuh antusiasme. Menjadi guru fasilitator yang sukses sangat bergantung pada kemampuan guru menciptakan hubungan yang harmonis dengan peserta didik. Hubungan tersebut akan meningkatkan kemungkinan bahwa siswa akan memperhatikan dan memahami pesan guru. Pemilihan model pembelajaran, media pembelajaran dan metode pembelajaran adalah tantangan tersendiri bagi guru.                                                                                         

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline