Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni yang bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis, sebagaimana dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia atau hewan. Bentuk Paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga dan lain sebagainya.
Di sini saya akan mengambil contoh paguyuban Ikawangi (ikatan keluarga Banyuwangi).
Ikawangi merupakan wadah orang-orang yang berhubungan dengan Banyuwangi ada yang lahir di sana, ada yang pernah sekolah di sana, ada yang orang tuanya di sana, ada yang cuma jatuh cinta tanah Blambangan.
Meski tidak punya struktur antar daerah, Ikawangi berkembang meluas mulai dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cilegon. Hal ini juga melebar sampai pulau Sumatera, Bali, hingga Papua. Bahkan para pekerja dari Banyuwangi, juga mengusulkan organisasi serupa di Malaysia maupun Taiwan.
Ide semula paguyuban Ikawangi diawali dengan pemikiran menggalang silaturahmi para perantau Banyuwangi yang mencari penghidupan di Jakarta.
Selain wadah silaturahmi, paguyuban diharapkan dapat membantu sesama warga, sanak saudara yang memulai peruntungan nya di Jakarta(sebagai rumah singgah), melakukan kegiatan sosial serta tempat menggalang kerjasama dengan pemda Banyuwangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H