Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan dua hal yang berbeda. Satiap manusia yang tumbuh pasti akan mengalami 2 hal ini. Manusia yang lahir, seiring waktu pasti akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Mereka tidak ada terus menerus berada di fase anak-anak atau remaja. Manusia jika usianya panjang pasti akan memasuki usia dewasa dan tua.
Berdasarkan informasi yang dibaca dari berbagai sumber, pertumbuhan merupakan segala setuatu yang mengalami perubahan dan dapat di ukur perubahannya dengan hitungan tertentu. Oleh karenanya kata pertumbuhan biasanya di asosiasikan kepada bertambahnya berat badan atau bertambah tingginya badan seseorang.
Tinggi dan berat dapat dihitung. Misalnya di kita orang Indonesia, kita mengukur tinggi dengan satuan cm, sementara untuk ukuran berat kita menggunakan kilogram. Lain halnya dengan perkembangan, perkembangan adalah segala sesuatu yang tidak bisa dihitung secara pasti, karena perkembangan itu bisa dikatakan seperti sesuatu yang intangible.
Misalnya, kita dapat melihat perkembangan anak dari bayi hingga kanak-kanak, namun tidak dapat mengukurnya. Kita dapat melihat anak kita bertambah pemahamannya, kepandaiannya, atau mungkin kita dapat melihat perbaikan karakter anak dari kondisi yang sebelumnya tantrum, menjadi anak yang lebih tenang dan penyabar.
Nah, lalu dalam dua hal ini, mana yang bisa di ulang serta diperbaiki dan mana yang tidak bisa diperbaiki. Berdasarkan berbagai penjelasan dari perspektif kesehatan, dapat disimpulkan bahwa aspek yang tidak dapat di ulang yaitu aspek pertumbuhan.
Pertumbuhan tinggi badan misalnya. Para ahli sudah bersepakat bahwa pertumbuhan tinggi seseorang akan berhenti di usia 18 tahun. Hal ini menguatkan keyakinan bahwa jika para orangtua menginginkan anaknya menjadi anak yang cerdas dan sehat, mereka harus memperhatikan asupan makanannya sejak mereka anak-anak.
Jadi bisa dikatakan, saat seseorang yang usianya 18 tahun memiliki tubuh pendek, kecil harapan untuknya untuk menambah tinggi badan secara alamiah. Tinggi badan tidak dapat diperbaiki. Oleh karenanya para orangtua perlu memperhatikan aspek ini sejak usianya masih anak-anak.
Hal kedua yang tidak dapat di ulangi adalah kecukupan kasih sayang. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para orangtua sebagai wujud kasih sayangnya ditunjukkan dengan kontak fisik dan berkomunikasi. Anak yang dikatakan memiliki kasih sayang yang cukup adalah mereka yang mendapatkan banyak perhatian dari orangtuanya serta sering melakukan komunikasi dengannya.
Misalnya, orangtua dapat sesering mungkin memeluk dan mencium kening anak, mengajak anak mengobrol, atau membacakannya buku cerita. Nah, saat mereka sudah memasuki fase remaja bahka dewasa, pasti aka nada fase dimana ikatan orangtua dan anak sudah tidak selekat dulu. Mungkin akan ada masa dimana anak tidak mau dicium oleh orangtuanya, atau anak sudah tidak ingin dipeluk oleh orangtuanya.
Oleh karenanya, menyadari bahwa masa-masa itu tidak akan terulangi lagi, para orangtua perlu lebih menyadari dan memperhatikan betul dua aspek ini. anak yang memperloleh asupan gizi yang cukup dan seimbang akan membantunya tumbuh menjadi manusia yang cerdas dan sehat di kemudian hari. sementara itu, anak yang mendapatkan kecukupan kasih sayang akan mendorongnya menjadi manusia yang bahagia dan mampu mengatasi berbagai tantangan dalam hidupnya.