Lihat ke Halaman Asli

vina esti suryani

GURU BAHASA INDONESIA SMK NEGERI 3 KLATEN

Koneksi Antar Materi: Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Diperbarui: 8 November 2022   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI – KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
VINA ESTI SURYANI_CGP ANGKATAN 7 SMK NEGERI 3 KLATEN

Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Ki Hajar dewantara menyampaikan dasar pendidikan yaitu menuntun kodrat anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Dasar Pendidikan selanjutnya adalah kodrat anak yaitu merdeka dan bermain. Merdeka adalah bahwa secara lahir mapun batin tidak bergantung pada orang lain. Sedangkan bermain berkaitan dengan cipta, rasa, dan karsa yang sudah melekat pada setiap anak, sehingga permainan dapat menjadi bagian dari Pendidikan di lingkungan sekolah.

Ki Hajar Dewantara menyampaikan dasar pendidikan yang berpihak pada anak. Dengan keiklasan hati berhamba pada anak. Guru mendekati anak tidak untuk meminta suatu hak.

Ki Hajar Dewantara juga menegaskan dasar pendidikan bukan tabula rasa. Anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa. Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar. Tujuan Pendidikan adalah menuntut, memfasilitasi anak, menebalkan garis samar untuk memperbaiki laku siswa agar menjadi manusia yang seutuhnya.

Ki Hajar dewantara meyakinkan bahwa dasar Pendidikan budi pekerti merupakan perpaduan harmonis antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak sehingga menimbulkan tenaga atau semangat.

Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum Saya mempelajari modul 1.1 tentang filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya adalah seorang guru yang memiliki pemikiran bahwa siswa membutuhkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar sehingga guru mendominasi kegiatan belajar dan menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber belajar.

Saya juga selalu berasumsi bahwa setiap siswa membutuhkan nilai yang tinggi sebagai bekal untuk melanjutkan jenjang berikutnya sehingga pembelajaran beorientasi pada tercapainya materi dan KKM. Lebih mementingkan aspek kognitif. Dan mengabaikan bakat dan minat yang melekat pada masing-masing anak.

Penanaman disiplin yang saya lakukan adalah menuntut siswa untuk mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Hukuman berlaku bagi mereka yang yang tidak bisa memenuhi tagihan. Saya berasumsi bahwa hukuman adalah satu-satunya cara untuk merubah perilaku siswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline