Lihat ke Halaman Asli

Vina Agustin

mahasiswa psikologi

Persiapan Generasi Z Memasuki Dunia Kerja dengan Andragogi

Diperbarui: 16 Juni 2023   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an, telah menjadi sorotan dalam perubahan sosial, teknologi, dan budaya. Tahun 2023 ini merupakan tahun yang menjadikan pana generasi Z tumbuh diusia produktif (Suggiarti, 2023).  Seiring dengan tiba-tiba memasuki usia dewasa awal. Generasi Z menghadapi tantangan baru dalam memasuki dunia kerja yang kompetitif dan dinamis. Namun justru itu yang harus menjadikan para generasi Z untuk bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja karena telah dinyatakan bahwa nanti pada tahun 2030 peran pada entry level hingga top management akan dipenuhi oleh generasi Z (Nani, 2021). Untuk menghadapi peralihan ini dengan percaya diri, persiapan yang matang dan tepat diperlukan.

Salah satu aspek penting dalam mempersiapkan Generasi Z untuk dunia kerja adalah pendidikan yang memadai. Generasi Z cenderung memiliki akses yang lebih besar terhadap informasi dan teknologi dibandingkan generasi sebelumnya. Fakta menariknya adalah generasi Z merupakan generasi yang terkenal dengan generasi digital, dan lebih menariknya lagi adalah ketika bekerja generazi Z lebih suka bekerjasama dalam tim dan rekan kerja yang nyata jika dibandingkan kerja melalui digital tanpa rekan (Sakitri, 2021).Mereka tumbuh dengan internet dan media sosial yang melimpah, yang memberi mereka kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mendapatkan pengetahuan baru. Namun, ini juga memerlukan pemilihan informasi yang tepat, pengembangan keterampilan kritis, dan penguasaan pengetahuan khusus yang relevan dengan bidang pekerjaan yang diminati. Pengembangan keterampilan kritis menjadi semakin penting bagi generasi Z (Nadiasari, 2022), dan teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam proses ini. Dengan akses yang luas terhadap informasi dan sumber daya online, generasi Z dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kemampuan kritis mereka. Melalui penggunaan media sosial, platform pembelajaran online, dan alat kolaboratif digital, generasi Z dapat mengasah kemampuan mereka dalam menganalisis informasi, mengevaluasi keandalan sumber, dan mengembangkan pemikiran kritis. Mereka dapat belajar dari berbagai sudut pandang, berdiskusi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang diperlukan untuk memecahkan masalah kompleks. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, generasi Z dapat memperkuat keterampilan kritis mereka, membantu mereka menjadi pemikir mandiri, inovatif, dan terampil dalam menghadapi tantangan masa depan.

Selain itu, Generasi Z perlu memperkuat keterampilan yang penting dalam dunia kerja. Kemampuan berpikir kreatif, komunikasi efektif, kepemimpinan, dan kerja tim adalah beberapa contoh keterampilan yang sangat dibutuhkan di tempat kerja saat ini. Generasi Z juga perlu mengasah keterampilan digital mereka, seperti penguasaan alat-alat teknologi, pemrograman, analisis data, dan literasi digital. Mengikuti kursus online, magang, atau bergabung dalam proyek-proyek yang melibatkan kolaborasi dengan orang lain dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan ini. Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui kolaborasi dengan orang lain, terutama dalam konteks andragogi atau pendidikan bagi orang dewasa. Melalui kolaborasi, orang dewasa dapat terlibat dalam diskusi mendalam dengan sesama rekan sejawat atau ahli di bidang yang relevan. Dengan berbagi ide, perspektif, dan pengalaman, mereka dapat memperluas pemahaman mereka tentang suatu masalah dan memperoleh sudut pandang yang beragam. Dalam proses ini, mereka akan terdorong untuk mengajukan pertanyaan, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam pemikiran mereka sendiri, serta memperoleh wawasan baru yang mungkin tidak mereka peroleh secara mandiri. Kolaborasi ini juga memungkinkan untuk membahas dan mengevaluasi solusi alternatif, mempertajam kemampuan analitis, dan mengembangkan keterampilan kritis yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang berbasis bukti. Dengan melibatkan diri dalam kolaborasi dengan orang lain, orang dewasa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka dan menjadi pembelajar yang lebih efektif dan berdaya saing di dunia yang terus berkembang.

Selain itu, penting bagi Generasi Z untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional dalam menghadapi dunia kerja yang serba cepat dan kompleks. Pada konteks andragogi  atau pendidikan bagi orang dewasa, andragogi akan membantu mempersiapkan diri bagi generasi Z. Keterampilan manajemen stres, adaptasi, dan pemecahan masalah menjadi sangat penting. Generasi Z juga perlu mengembangkan sikap positif terhadap perubahan dan ketidakpastian, karena dunia kerja saat ini sering kali berubah dengan cepat dan memerlukan kemampuan untuk beradaptasi. Andragogi membantu individu mempersiapkan diri secara mental dan emosional untuk menghadapi dunia kerja yang kompetitif dan dinamis (Rusdiana, 2020). Dalam pendekatan ini, individu dewasa didorong untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang diri mereka sendiri, termasuk kekuatan, minat, dan nilai-nilai mereka. Mereka diajak untuk merenungkan tujuan karir yang jelas dan membangun rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan yang mungkin timbul di tempat kerja. Selain itu, andragogi mendorong individu untuk mengenali dan mengelola emosi mereka dengan baik, sehingga mereka dapat mengatasi stres, ketidakpastian, dan tekanan yang seringkali ada dalam lingkungan kerja. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan interpersonal, komunikasi efektif, dan manajemen konflik, andragogi membantu individu membangun hubungan yang positif dan kolaboratif dengan rekan kerja, serta mengelola situasi yang mungkin timbul di tempat kerja dengan sikap yang matang dan fleksibel. Dalam upaya ini, andragogi memainkan peran penting dalam mempersiapkan individu secara mental dan emosional untuk menghadapi tantangan dan mencapai keberhasilan di dunia kerja yang terus berubah.

Sebagai bagian dari persiapan, Generasi Z perlu membangun jaringan dan hubungan yang kuat. Mereka dapat memanfaatkan media sosial dan platform profesional untuk terhubung dengan para profesional di bidang yang diminati. Menghadiri acara, seminar, atau konferensi juga bisa menjadi kesempatan baik untuk memperluas jaringan mereka dan belajar dari orang-orang yang telah berpengalaman dalam dunia kerja. Generasi Z dapat membangun jaringan kuat dengan para profesional dalam konteks andragogi dengan beberapa cara yang efektif. Pertama, mereka dapat memanfaatkan media sosial profesional seperti LinkedIn untuk terhubung dengan para profesional di bidang yang diminati. Dengan membangun profil yang menarik dan berpartisipasi aktif dalam grup dan diskusi yang relevan, generasi Z dapat memperluas jaringan mereka dan mendapatkan wawasan serta peluang baru. Selain itu, mereka juga dapat menghadiri konferensi, seminar, atau acara networking yang berkaitan dengan industri atau bidang pekerjaan yang diminati. Melalui kehadiran fisik di acara ini, generasi Z dapat bertemu secara langsung dengan para profesional, berbagi informasi, dan membentuk hubungan yang lebih mendalam. Selanjutnya, generasi Z dapat mencari mentor yang berpengalaman di bidang yang diminati. Dengan membangun hubungan mentor-mentee, mereka dapat memperoleh panduan, nasihat, dan kesempatan pengembangan profesional yang berharga. Dengan menggabungkan upaya ini, generasi Z dapat membangun jaringan kuat dengan para profesional, mengembangkan relasi yang saling menguntungkan, dan memperluas peluang karir mereka di dunia kerja yang kompetitif.

Terakhir, Generasi Z harus memiliki pemahaman yang jelas tentang nilai-nilai dan aspirasi pribadi mereka. Penting bagi generasi Z untuk memahami nilai-nilai aspirasi pribadi mereka dalam konteks andragogi. Untuk mencapai hal ini, mereka dapat memulai dengan melakukan refleksi mendalam tentang apa yang benar-benar mereka inginkan dalam kehidupan dan karir mereka. Dengan mempertimbangkan minat, keahlian, dan tujuan jangka panjang, generasi Z dapat mengidentifikasi nilai-nilai yang paling penting bagi mereka secara pribadi. Selanjutnya, mereka dapat mencari peluang pendidikan dan pengembangan yang sesuai dengan nilai-nilai ini. Dengan memilih program pendidikan, pelatihan, atau kursus yang sejalan dengan aspirasi pribadi mereka, generasi Z dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan serta membangun landasan yang kuat untuk mencapai tujuan mereka. Penting juga bagi mereka untuk tetap terhubung dengan komunitas atau kelompok sebaya yang memiliki minat yang sama, yang dapat memberikan dukungan dan inspirasi dalam mengembangkan aspirasi pribadi. Dengan pemahaman yang jelas tentang nilai-nilai aspirasi pribadi mereka, generasi Z dapat mengarahkan langkah-langkah mereka dalam andragogi dengan lebih terarah dan memperoleh kepuasan yang lebih besar dalam mencapai visi mereka untuk masa depan. Ini melibatkan pemilihan karir yang sesuai dengan minat dan passion mereka. Pemahaman yang kuat tentang diri sendiri akan membantu mereka mengarahkan energi dan upaya mereka ke arah yang paling produktif dan memuaskan.

Kesimpulannya, generasi Z perlu mempersiapkan diri secara matang dalam menghadapi dunia kerja yang kompetitif dan dinamis. Pendidikan yang memadai, pengembangan keterampilan kritis, dan penguasaan teknologi menjadi faktor penting dalam persiapan mereka. Selain itu, penting juga bagi generasi Z untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional melalui pendekatan andragogi, sehingga mereka dapat menghadapi tantangan dengan percaya diri dan adaptasi yang baik. Membangun jaringan kuat dengan para profesional dalam konteks andragogi juga menjadi kunci kesuksesan mereka di dunia kerja. Selain itu, pemahaman yang jelas tentang nilai-nilai dan aspirasi pribadi menjadi landasan yang kuat dalam mengarahkan langkah-langkah mereka dalam andragogi. Dengan mempersiapkan diri dengan baik dan mengikuti pendekatan yang tepat, generasi Z dapat menghadapi masa depan dengan keyakinan dan sukses.

 

REFERENSI

Nani, D. A., Ahluwalia, L., & Novita, D. (2021). Pengenalan Literasi Keuangan Dan Personal Branding Di Era Digital Bagi Generasi Z Di Smk Pgri 1 Kedondong. Journal of Social Sciences and Technology for Community Service (JSSTCS), 2(2), 43-47.

Nadiasari, E., & Palma, D. I. (2022, January). Membelajarkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis pada Generasi Z. In ProSANDIKA UNIKAL (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Universitas Pekalongan) (Vol. 3, No. 1, pp. 175-184).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline