Lihat ke Halaman Asli

Vina Serevina

Dosen Universitas Negeri Jakarta

Konsep Fisika pada Tensimeter dalam Mengukur Tekanan Darah

Diperbarui: 28 April 2022   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1 jenis tensimeter | Sumber: https://www.medkes.com

   

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, M.M.,  M Rizki Diva Mahendra, Pendidikan Fisika UNJ Angkatan 2019

 Dimasa pandemic seperti ini isu kesehatan menjadi topik terpanas. Masyarakat seperti kita diminta untuk taat protocol dan selalu menjaga kesehatan. Salah satu cara melihat kondisi kesehatan adalah dengan melihat tekanan darah manusia. Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital yang digunakan oleh dokter sebagai dasar untuk mendiagnosis dan merawat pasien. Pengukuran darah yang akurat diperlukan untuk menilai status hemodinamik pasien dan mendiagnosis penyakit. 

Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg) menggunakan tensimeter/Sphygmomanometer dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda, yaitu tekanan darah diastolik dan darah sistolik.

Artikel ini ditulis dengan tujuan meningkatkan pemahaman tentang hubungan hukum fluida dengan alat pengukur tekanan darah. Adapun manfaatnya dapat menambah wawasan pembaca mengenai tensimeter yang biasa digunakan oleh  dokter.

Tekanan darah adalah tekanan darah yang dipompa oleh jantung ke dinding arteri.Tekanan ini tetap berada di pembuluh darah dan membuat darah terus mengalir.

Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan darah tergantung pada volume darah dan elastisitas atau elastisitas dinding pembuluh darah. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh curah jantung dan resistensi pembuluh darah perifer terhadap aliran darah. 

Tekanan darah dinyatakan dalam dua tingkat tekanan darah yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik dalam satuan mmHg. Tekanan maksimum yang diberikan pada arteri saat menyemprotkan darah adalah 120 mmHg. Tekanan minimum di arteri ketika darah mengalir ke pembuluh hilir yang lebih kecil selama diastol rata-rata 80 mmHg. Tekanan darah bisa diukur secara langsung maupun tidak langsung. 

Pengukuran langsung dilakukan secara invasif dengan memasukkan alat pengukur tekanan ke dalam jarum yang kemudian dimasukkan ke dalam arteri, pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan sphygmomanometer(tensimeter) yaitu dengan manset yang disambungkan dengan pengukur tekanan. Manset dililitkan di lengan atas Anda dan kemudian dipompa dengan udara, tekanan dari manset ditransfer melalui jaringan ke arteri brakialis di bawah. 

Apabila tekanan pembuluh darah lebih kecil dari tekanan manset maka manset akan menutup pembulu darah akibatnya darah tidak mengalir melaluinya.Ketika tekanan darah lebih tinggi dari tekanan manset, pembuluh darah terbuka dan darah mengalir dalam aliran turbulen yang akan menimbukan getaran yang bisa didengar melalui membran yang diletakkan di bawah manset.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline