Lihat ke Halaman Asli

Vina Ekan

Mari berteman!

Sandi 1 2 3

Diperbarui: 2 November 2020   15:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore setelah hujan turun, hari ini ulang tahunku yang ke 17. Aku duduk di teras sembari melihat jalanan yang basah karena hujan turun. Tidak ada perayaan khusus dihari ulang tahunku. Kehidupan berjalan dengan semestinya, ayahku yang bekerja pulang larut malam, ibu yang sibuk didapur karena ada pesanan ayam bakar, dan adik sibuk mengacak-ngacak rumah dengan cara menyebar lego.

Aku menunggu temanku yang katanya sore ini mau datang untuk memberikan hadiah dan ucapan untukku, tapi sampai detik ini tidak terditeksi keberadaannya. WhatsApp nya aktif satu jam yang lalu, itu pun perbincangan kami lewat telepon membahas hal random, apa bedanya sakit kepala dengan pusing.

Aku dan dia sudah lama berteman, meski sulit untuk kami berada di sekolah yang sama. Otaknya sangat encer membuat aku sulit mengimbangi kemampuan yang dia miliki. Tapi, walaupun begitu satu hal yang membuat hubungan kami terus terjalan sampai sekarang, rasa sayang. Sayang seperti sahabat, tapi tidak denganku yang benar-benar sudah melanggar petaturan, jatuh hati dengannya.

Akhirnya, datang juga orang yang aku tunggu. Dia langsung duduk dibangku teras, sebelahan denganku. Hal bodoh yang pernah terbesit dibenak adalah bisa menjadi bagian dari hidupnya dan membangun keluarga kecil dengan nya, paling tidak menjadi pacarnya lah, itu wishku setiap kali aku berulang tahun. Aku memang senang sekali mengkhayal.

"Hari ini lo ulang tahun?" tanya dia dengan suara berat tapi menenangkan.

Aku hanya tersenyum bahagia.

"Ultah terus, baru kemaren"

"Kemaren itu ultah mantan lo, bukan gue".

Dia tersenyum.

"Nih, habede!" Coklat silverqueen kesukaanku.

Ada hal yang janggal saat aku menerima coklat darinya. Seperti kosong dan tidak terisi apa-apa hanya bungkus luarnya saja. Karena masih ragu, aku membuka isi bungkusan, yang kudapati hanyalah selembar kertas yang digulung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline