[caption caption="http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pelaku-sepak-bola-datangi-komnas-ham_20150813_190645.jpg"][/caption]
Ketika Saya lagi asik main Domino di sebuah warung langganan dekat rumah,datang seorang rekan yang terlihat menonton permainan kami berempat.Disaat permainan masih berimbang 1-1,maka di lanjutkan dengan pertandingan ke tiga,untuk mendapatkan siapa pemenang nya.Setalah main domino selesai,dengan santai kami mengobrol ke sana ke sini,mulai dari lingkungan perumahan sampai ke pemilihan Kepala Daerah yang baru di laksanakan.Masalah politik,masalah anggota DPR dan MKD,banyaklah,nama nya juga warung tempat ngumpul semua orang yang sedang mencari hiburan dan mendapatkan rasa kehangantan ber nuansa kekeluaragaan.
Ada yang kesal karena jagoan nya kalah dan ada yang senang karena jagoan nya menang dan ada juga yang jadi pendengar setia,sambil senyum dan kadang tertawa ria mendengar kupasan rekan rekan tentang masalah yang di bicarakan.Ada satu masalah yang di bicarakan di warung ber sama rekan rekan, dan tidak ada jawaban bisa memuaskan semua yang mendengar dan memperhatikan.Masalah yang mentok itu adalah Match Fixing/pengaturan skor, yang pernah di lontarkan oleh anggota komite etik PSSI di Turnamen Piala Jendral Sudirman.
Saya yang paling terpojok di saat itu,karena tidak bisa memberitakan atau memberi jawaban yang membuat rekan rekan di warung bisa terpuaskan.kebanyakan banyak yang ngomel,dengan perkataan dan tatabahasa yang kesal dan kecewa.Namun Saya hanya bisa tertawa dan terdiam,habis mau bicara apa,kenyataan nya memang demikian.Sampai sekarang sejak issue yang di keluarkan oleh Anggota Komite Etik PSSI Haryo Yuniarto di Ajang Perebutan Piala Jendral Sudirman,terlihat berita tentang adanya pengaturan skor tersebut mengilang entah kemana rimbanya.Tidak ada follow up dan tindakan pengaduan ke Polisi,dan tidak ada Klub yang di anulir atau di diskualifikasi,sampai babak perempat final.
Padahal kalau kembali membaca apa keterangan dari Presiden PSSI yang dibekukan LaNyalla,bahwa dia dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sudah satu kata dalam hal membersihkan praktik pengaturan skor (match fixing) dalam Turnamen Sepakbola Piala Jenderal Sudirman (PJS) yang sudah memasuki babak akhir penyisihan..
Entah apa yang ada dalam benak dan pikiran Presiden PSSI yang dibekukan,terlebih anggota Komite Etik PSSI,yang sudah terang benderang mengatakan bahwa telah memiliki berbagai bukti,kalau sudah mengantongi berbagai bukti,tentulah dua bukti kuat yang dibutuhkan sudah terpenuhi untuk di lanjutkan ke tahap penyidikan.Tapi sekali lagi sampai hari ini,kamis,tanggal 16 Desember,sudah kira kira ( 29 Nov - 16 Des ) 19 hari berlalu,yang ada adalah lebih cendrung sebagai sebuah propaganda untuk menarik perhatian masyarakat pecinta bola,agar PSSI yang dibekukan memang "sempurna ".Kelihatan dengan jelas ini adalah sebuah jalan pintas yang ditempuh PSSI yang dibekukan,untuk mengangkat nama dan dikatakan masih eksis di bidang sepakola.
Tidak heran sih yang kayak beginian,memang sudah sejak dulu di jadikan ciri ciri,karakter dari kelompok yang berkuasa di sepakbola Indonesia.Tidak ada yang beres dan tidak ada yang selesai,yang ada adalah setengah setengah dan se paro separo,kayak minum telor setengah matang.Target 130 rangking Dunialah,target verifikasi yang bersihlah,ujung ujung nya,banyak klub yang masing nunggak gaji,sampai sampai Klub Persija sampai sekarang masih ada nunggak gaji.
Gebrakan yang tidak ada tindak lanjutnya akan makin membuat pengurus PSSI yang dibekukan makin di pandang sebelah mata,dan kredibilitas yang sudah di dalam jurang,malah makin masuk ke dalam lumpur jurang (bukan lumpur lapindo ).Tapi lantaran tidak ada lagi yang bisa di perbuat,maka daripada dari pada,mendingan mendingan lontarkan issue yang disebut pepesan kosong.Atau kalimat yang dikeluarkan oleh LaNyalla ini "Sejak memimpin PSSI, saya bertekad akan membersihkan praktik pengaturan skor dalam pertandingan sepakbola nasional. Cuma Omdo aja..???
Ada tidak rekan rekan yang punya info tentang tindak lanjut Match Fixing (pengaturan skor ) ini,biar bisa Saya kabarkan pada rekan rekan di warung,saat nanti Saya akan ke sana lagi ber main domino..
Salam garuda ku,bukan burung Perkutut.