Lihat ke Halaman Asli

Lagi Gaji 6 Bulan Dibayar 1 atau 2 Bulan Saja, Sudah Harus Ada Audit Klub ISL?

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Lagi  lagi masalah gaji pemain yang di persoalkan oleh Manajemen,padahal seharus nya menurut Etika dan Akhlak yang baik bayar lah upah sebelum keringat kering dari tubuh pekerja..Nah ini bukan kering lagi keringat pekerja, malah sudah  air mata berdarah keluar dari pekerja.

Lihat saja Persis Solo ISL yang mana Gaji pemain terutang selama 6 ( enam ) enam lho bukan satu atau dua bulan, tapi hanya di bayar dua bulan gaji saja.Istilah kata daripada tidak sama sekali mendingan mendingan lah ,karena memang itu yang bisa di lakukan untuk mempertahankan hidup keluarga dan diri sendiri..

Mantan Manager Persis Solo Liga Totok Supriyanto mengatakan mengakui, tidak semua tunggakan gaji selama 6 bulan dibayarkan. Para pemain hanya menerima gaji antara satu atau dua bulan saja, seperti yang tertuang dalam kesepakatan sebelumnya.

Tidak ada pilihan lagi dalam hidup ini,karena tidak berani dan tidak percaya akan kemampuan  diri sendiri dalam menjalankan hidup dan kehidupan ini,Hanya sepakbola lah kemampuan yang di miliki mereka selama ini agar bisa mendapatkan penghasilan.

Tidak bisa menolak apa yang terjadi dan itu adalah sebuah resiko yang harus di terima,karena memang  lapangan kerja lain tidak ada.dan kemampuan lain selain sepakbola juga tidak ada.Klub Klub tahu, ini adalah kesempatan untuk menggunakan jasa jasa mereka dan itulah sebabnya Klub Klub merasa seenak nya berbuat dan memperlakukan mereka seperti ini.

Menggunakan kelemahan orang lain untuk menguntungan diri sendiri atau Klub sepakbola sudah menjadi Fenomena baru di  sepakboal Indonesia.Tidak ada usaha untuk meng audit sebuah Klub apakah benar benar tidak punya dana atau hanya sebagai bagian dari srategi saja, ????

Seperti hal nya juga  pemain asing,tidak melalui prosedure yang normal bergabung dengan Klub Klub Indonesia,karena seharus nya setiap pemain Asing harus mendaftarkan diri dulu ke Induk olahraga dan itu adalah PSSI.Tetapi itu tidak dilakukan pemain pemain asing yang ada di Klub Klub ISL,mereka hanya mendapat rekomendasi dari BOPI saja,dan dengan itu keluarlah izin kerja dan lain lain.

Begitu pemain asing dapat persoalan atau jadi korban,maka Klub Klub ISL dengan membabi buta menunjuk PSSI lah salah,padahal dari awal saja PSSI tidak pernah di libatkan.Apalagi APPI yang seharusnya jadi pelindung  dan pembina pemain pemain tidak pernah memainkan peran sentral mereka di kala ada pemain baik anggota maupun bukan mengoreksi Klub Klub.

Sudah saat nya di bentuk badan Independen untuk mengawasi dan meng audit Klub Klub yang bermasalah dengan Financial atau sampai sampai tidak ada dana untuk membayar gaji pemain.Ini mungkin tidak di alami oleh para pengurus Klub,karena gaji pengurus  lah  yang di utamakan,makanya  pengurus  tidak pernah terlambat menerima gaji.

Badan independen Audit nantinya berwenang memeriksa dan menerbitkan surat rekomendasi dalan hal kekuatan Financial dan di buatlah ranking ranking posisi keuangan Klub yang ada di Indonesia,khususnya Klub klub ISL yang tidak ada sama sekali aturan yang di gunakan dalam mengelola sepakbola Indonesia.

Alangkah baik nya APPI bisa mempelopori berdiri nya badan ini dan termasuk dalam lingkup APPI yang di ciptakan sebagai pengawas dan pemantau semua pemain pemain Profesional di Indonesia dan ber affiliasi dengan badan Dunia organisasi Pemain Profesional Dunia FIFPro .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline