Lihat ke Halaman Asli

Benteng Terakhir Masa Depan Sepak Bola Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sudah delapan ( 8 ) tahun atau dua periode sebuah rezim menguasai pesepakbolaan Indonesia dan selama itu pula tidak bisa menghadirkan sebuah prestasi di tingkat Asia Tenggara ( Asean ) apalagi tingkat Asia.Memang euforia pertandingan dalam negeri antar Klub tidak pernah sepi dan selalu jadi glamor ,semua nya berdampak pula  terhadap pemain.Lahirlah pemain pemain bintang dan Klub Klub besar.

Pemain pemain bintang dan Klub Klub besar yang kalau secara normal tentu akan menghasilkan sebuah kesebelasan Nasional yang kuat dan tangguh.Kenapa selama delapan tahun tidak terjadi hal demikian,itulah yang jadi persoalah dan tanda tanya besar bagi kaum atau kelompok idealis yang bersandarkan pada keberhasilan Prestasi, paling tidak prestasi  tingkat Asean ,dan itu adalah barometer dari sebuah keberhasilan kesebelasan Nasional.

Selama delapan tahun sudah, Federasi, klub dan pemain, yang merupakan tonggak untuk mencapai prestasi tertinggi dikuasai oleh sebuah rezim yang mempunyai kekuatan yang  sudah berakar serta sangat kuat dan jaringan yang sangat lengkap.Dengan menguasai tiga tonggak itulah rezim bisa berbuat semaunya pada sepakbola Indonesia.Ditingkat Nasional memang berhasil membangun citra sepakbola terbukti dengan dukungan banyak penonton yang datang saat Klub Klub bertanding dan berhasil membangun fanatisme terhadap Klub.Tapi selalu puasa gelar di tingkat Asean apalagi Asia.

Dengan menguasai tiga tongggak tadi,rezim bisa membuat apa saja pada sepakbola Nasional Indonesia,termasuk menyalah gunakan atau tidak lagi sesuai dengan  tujuan asli dari sepakbola itu sendiri,yaitu Prestasi tertinggi ,karena rezim sudah menguasai Klub dan pemainya.Sehingga apa saja yang diperintahkan rezim dengan mudah di jalankan oleh Klub dan juga pemainya tanpa bisa membantah.

Seperti sudah diketahui semau pecinta sepakbola Nasional dan tidak rahasia lagi ,angin pengaturan Juara Liga, angin pengaturan skor, dan angin perjudian dalam sepakbola sudah lama terasa hembusanya,tapi tidak pernah ada bukti yang kuat untuk membongkar semua ini.Rapi dan sistematis serta sudah di susun dengan sedemikian rupa, tidak akan bisa ketemu bukti dan data,karena memang tiga tonggak tadi sudah dikunci dan dikendalikan.

Oleh karena itulah mental dan jiwa semua pemain terkungkung oleh rasa frustrasi dan tertekan secara psikologis,namun tidak bisa berbuat banyak karena sudah mengikatkan diri dengan kontrak dan segala aturan yang ada dalam Klub.Pemain inilah yang selama ini memperkuat Timnas  dan telah terbukti selam dua periode tidak ada hasilnya tingkat Asean.

Pada saat sekarang ini terlihat lagi betapa kuatnya pengaruh Klub terhadap pemain pemain nya karena memang Klub sudah berpengalaman dalam hal pengaruh mempengaruhi pemain selama ini, agar tetap patuh dan taat pada apa yang sudah di setujui.Berlindung dibalik sikap Professionalisme,pemain tidak bisa melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehendak Klub,walau itu untuk membela nama Bangsa dan Negara sekalipun.

Pertunjukan yang sudah diperlihatkan kepada Masyarakat bahwa pemain sudah dikuasai,adalah dalam membentuk Tim Si Ridel yang sekarang sedang berlatih di Kota Batu Malang.Kondisi yang ada sekarang,terlihat  Klub dan Pemain sudah dikuasai dan tinggal lagi bagaimana menguasai  federasi.??

Untuk itulah dengan segala cara ,dana atau biaya, dikerahkan,tujuanya  adalah  Djohar Arifin harus angkat kaki dari PSSI dan segara akan di ambil alih kekuasaan nya berikut federasi,atau  menguasai federasi.Kalau sudah bisa menguasai federasi maka tiga tonggak akan berada pada satu tangan.Maka tidak sulit untuk mengatur semua rencana  rencana yang berhubungan dengan Bisnis, Uang dan euforia dalam negeri dalam hal sepakbola Indonesia.

Djohar Arifin dengan semua staf nya hanya bisa bertahan dari gempuran gempuran yang sudah terlihat jelas siapa siapa yang ada dibelakang kelompok kelompok yang akan merebut federasi sepakbola Indonesia.Djohat Arifin beserta pengurus lainya adalah benteng terakhir dari masa depan sepakbola Indonesia.

Bisakah Djohar Arifin dan pengurus pengurusnya bertahan dari gempuran gempuran ini ??.Atau sepakbola Indonesia akan kembali ke semula dengan begitu euforia sekali tapi tanpa gelar di tingkat Asean ???, Hanya ALLAH.SWT yang menguasai dan mengatur Bumi dan Langit beserta isinya yang akan memutuskan,sesuai dengan Takdir masing masing !!.

Makin terlihat jelas gempuran gempuran itu pada saat perhelatan PON Pakan Baru,Riau yang mana ada pihak yang sengaja memainkan peran untuk bisa membuat PSSI di diskireditkan dan di persalahkan,tapi hanya dengan mengandalkan kekuasaan saja,tanpa aturan aturan yang jelas.

Pemerintah yang punya kekuatan besar dalam hal apa saja di Negara ini kelihatan seakan akan tidak peduli dengan sikap kelompok idealis yang menginginkan prestasi tertinggi, dengan menghadirkan sepakbola yang bersih dan sportivitas yang tinggi serta menghargai FAIR PLAY dengan sepenuh Hati dan Jiwa hanya untuk keberhasilan sepakbola Indonesia paling tidak di tingkat Asean.

Federasi, Klub dan Pemain ibarat kata bisa di samakan dengan tiga tonggak lainya Bisnis, Uang dan Kekuasaan.

SALAM GARUDA Ku Bukan Burung Perkutut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline