Lihat ke Halaman Asli

Kisruh Sepakbola Indonesia, dari KN ke JC Jalan di Tempat?

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1345781154231505965

[caption id="attachment_208385" align="aligncenter" width="198" caption="Sapu lidi dan Bola"][/caption]

Betapa besar nya perhatian FIFA pada sepakbola Indonesia,dengan tetap memberi pengarahan dan bimbingan dikala sepakbola Indonesia terkena masalah.Ini adalah rakhmat dan penghargaan yang cukup baik dari FIFA terhadap Bangsa dan Negara Indonesia,dibidang sepakbola.

Dua kali sudah terjadi kisruh sepakbola di Indonesia di tahun 2011 dan tahun 2012, tetapi  FIFA tetap pada komitmen nya membantu setiap anggotanya dan juga ikut men supervisi agar sepakbola dapat berkembang menuju arah arah yang lebih baik.

Tahun 2011 terjadi masalah dalam sepakbola Indonesia akibat dari pandangan FIFA bahwa pemimpin PSSI sudah tidak bisa mengendalikan persepakbolaan Indonesia,tahun 2012 kisruh disebabkan adanya beda pendapat dalam menentukan Format Kompetisi pada musim tahun 2011 – 2012.

Berawal dari wacana suksesi kepemimpinan PSSI dari tangan NH,  yang sudah lama memimpin PSSI  tidak satupun prestasi yang bisa di banggakan,atau prestasi Nasional Sepakbola Indonesia tidak juga terwujud,apalagi mengembalikan cita cita dan tujuan PSSI diawal pendirian.

Banyak penulis yang sudah membahas di Kompasiana ini bagaimana Komite Normalisasi bekerja tidak dalam kehendak yang sesuai dengan surat perintah FIFA.Sekarang terlihat akibat dan sudah diduga oleh rekan rekan kompasiana sejak dari awal.

Saya menulis ini kembali melihat dari segi tugas dan tanggung jawab Komite Normalisasi yang sudah di tentukan oleh FIFA,ternyata KN tidak tuntas menjalankan tugasnya. Agum Gumelar sebagai yang ditunjuk oleh FIFA meminpin Komite Normalisasi yang merupakan badan adhoc yang mengambil alih tugas badan Exco PSSI saat itu.

Sesuai dengan statuta FIFA artikel 7 pasal 2, komite Normalisasi akan mengambil alih peran komite eksekutif [Exco] PSSI.Komite Darurat FIFA menganggap pemimpin PSSI sudah tidak mengendalikan persepakbolaan Indonesia dengan salah satu bukti masih adanya LPI, yang didirikan tanpa keterlibatan PSSI," seperti dilansir laman FIFA.

Berikut Tiga Tugas Komite Normalisasi yang telah ditetapkan Komite Darurat FIFA :

1. Menggelar kongres berdasarkan electoral code FIFA dan Statuta PSSI sebelum 21 Mei 2011 2.Mengambil alih LPI di bawah kendali PSSI atau menghentikan kompetisi tersebut secepat mungkin. 3. Mengendalikan kegiatan PSSI dengan spirit rekonsiliasi untuk perbaikan sepakbola Indonesia.

Dalam Kongres Solo yang diselenggarakan KN yang merupakan pengganti peran Exco PSSI,hanya membahas poin 1 dan 2 saja.Padahal ada poin penting pada poin 3 yang merupakan biang keladi persoalan sepakbola Indonesia.Kemudian Kongres ditutup sebelum waktu yang ditentukan (lebih cepat ) dari waktu yang seharusnya.

Sebagai mana diketahui pada Kongres Bali,para pendukung NH telah membuat pagar kekuasaan dalam mengantisipasi suksesi kepemimpinan PSSI.Banyak hasil dari Kongres Bali yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan dari apa yang diharapkan Masyarakat.

Beberapa hasil Kongres Bali yang sudah banyak keluar dari aturan dan mekanisme yang ada dalam organisasi PSSI.Salah satunya adalah tentang perubahan Format Kompetisi beserta pesertanya banyak yang mempertanyakan keabsahanya.Padahal inilah yang sangat sangat penting dalam persoalan dan masalah sepakbola Indonesia.

Seharusnya sesuai dengan tugas komite Normalisasi dalam poin 3 diatas adalah tugas kongres Solo untuk membahasnya kembali, dan memutuskan sesuai dengan semangat rekonsiliasi untuk perbaikan sepakbola Indonesia.Tapi tidak dilakukan dan dibiarkan mengambang begitu saja,rekonsiliasi tidak pernah dilakukan oleh KN,padahal KN sesuai dengan keputusan FIFA bertugas untuk itu.Kalau saat itu rekonsiliasi dicapai dalam kongres Solo,maka persoalan Format Kompetisi tidak akan jadi masalah sampai sekarang.

Ketidak tuntasan kinerja Komite Normalisasi yang sengaja di buat oleh FIFA sesuai dengan alasan diatas berbuntut sampai sekarang.Hasil Kongres Bali sudah dijadikan senjata bagi kelompok era NH,untuk mendiskreditkan PSSI hasil Kongres Solo.

Siapapun yang terpilih pada Kongres Solo,akan mengalami keadaan seperti sekarang,karena awal dari semua ini memang sudah dipersiapkan sejak dari Pan Pasific Nirwana Resort, Bali, 21-22 Januari 2011,cukup masif dan sistematis memang kalau kita cermati sejak dari Bali.

Akhirnya sampai pada kesimpulan Hasil Kongres tahunan PSSI di di Pan Pasific Nirwana Resort, Bali, 21-22 Januari 2011 lalu, sering dijadikan tameng untuk mendesak segera dilakukan Kongres tahunan.Untuk menggoyang kepemimpinan Djohar Arifin dkk.Kalau sempat ada Kongres PSSI dalam usaha mengikuti kehendak mereka,maka langkah mereka akan semakin mudah.Tamatlah Djohar Arifin dkk di PSSI saat itu.

Sudah menikmati enaknya hasil dari semua yang didapat dari PSSI selama 8 tahun,membuat kelompok era NH tidak akan rela melepas kan semua itu pada pihak lain,kecanduan akan kenikmatan dalam segala hal yang diperoleh dari PSSI selama ini,makin membuat kelompok mereka menjadi jadi ngawurnya.

Akan samakah kinerja Komite Normalisasi dengan kinerja Joint PSSI Committee ? kita tunggu saja.Semoga JC tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah dibuat Komite Normalisasi.

Sumber

http://biangbola.com/news/berita-sepak-bola-indonesia/2011/04/05/fifa-bentuk-komite-normalisasi-pssi.html

http://www.investor.co.id/home/fifa-putuskan-komite-normalisasi-ambil-alih-pssi/9032

dan sumber sumber di media online.

SALAM GARUDA Ku Bukan Burung Perkutut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline