Lihat ke Halaman Asli

Tidak Punya Integritas dan Kapabilitas, Eks KPSI, Gagal Memperbaiki Citra Dan Prestasi PSSI.

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Apa yang sudah dihasilkan oleh pengurus PSSI sejak setelah terjadi "kudeta" pada bulan Maret 2013 di sepakbola Indonesia saat ini.Kegagalan di ajang Asian Game Korea 2014 dan di ajang Piala  Asia Myanmar 2014 adalah bukti dan fakta bahwa tidak ada perkembangan yang significant di sepakbola Indonesai selama kelompok Eks KPSI menguasai kepengurusan PSSI.

Bermodal kekuatan dan di bantu oleh seorang Menpora (Roy Suryo )yang tidak mengerti masalah sepakbola Indonesia,maka sebuah "kudeta" pengurus sepakbola Indonesia dijalankan dan dilaksanakan,akibatnya mereka berhasil membawa eks KPSI, menguasai dan menyalurkan nafsu syahwat, ingin berkuasa.Manusia manusia yang ada di kelompok KPSI tidak malu,malu,dan segan segan bertindak, memalukan dan tidak mencerminkan sebagai anak bangsa yang benar benar mencintai sepakbola.Pelarangan dan tidak memberi izin kepada pemain pemain klub ISL untuk membela dan memperkuat kesebelasan Nasional Indonesia,adalah bukti rendah atau tidak punya sikap Integritas yang baik pada sepakbola Indonesia itu sendiri.Bagaimana mungkin ada Manusia yang berkata,mereka adalah orang yang pantas mengurus sepakbola Indonesia,dilain pihak integritas mereka sangat di ragukan.Manusia manusia yang berada di kelompok KPSI hanya mengandalkan "syahwat " ingin berkuasa saja,tidak dengan ikhlas dan tulus,memajukan sepakbola Indonesia.Ini terlihat dari lamanya mereka berjuang dan cara serta sikap yang diperlihatkan mereka sejak adanya MOU Kuala Lumpur.Tidak ada satu sikap pun yang terlihat integritas mereka pada sepakbola Indonesia.benar benar mencerminkan kecintaan pada sepakbola Indonesia.Semua cara dan jalan di halal kan untuk bisa merebut posisi kepengurusan PSSI, dan yang lebih "sadis dan kejam" adalah dengan kompak dan nafsu besar,kelompok KPSI bisa bisa memberikan hukuman pada kepengurusan PSSI yang lama (EXCO )  seumur hidup tidak boleh berkecimpung disepakbola Indonesia.Sungguh tidak bisa di terima akal sehat,kalau Eks KPSI merasa mencintai sepakbola Indonesia.Pendapat dan argumen boleh berbeda tapi tentu nya harus ada ruang yang di sediakan untuk tidak saling menghakimi dan menonjolkan kelompok.

Apa yang sekarang terjadi dan kegagalan demi kegagalan sudah di perlihatkan oleh Manusia manusia yang dulu menganggap mereka lah yang pantas dan paling hebat mengurus sepakbola Indonesia.Peringkat FIFA,Timnas Senior,Timnas Yunior tidak memberikan prestasi yang bisa di banggakan setelah (2 ) tahun berkuasa, para pecinta sepakbola Indonesia tidak menikmati keberhasilan dan kemajuan yang dapat di apresiasi.Memulai mengelola sepakbola Indonesia dengan maksud dan tujuan yang salah,dan di barengi dengan nafsu besar dalam merebut kekuasaan terbukti tidak bisa dijadikan dasar dan pijakan untuk bisa mengembangkan sepakbola Indonesia.Ditambah lagi peran dari Menpora (Roy Suryo ) yang bisa di setir dan dikendalikan karena mental dan integritas Menpora juga sangat buruk,sehingga tidak punya sikap dan mental sebagai seorang Menteri Pemuda dan Olahraga.Sikap patuh dan takut pada sebuah kelompok dari Roy Suryo,adalah hal yang memberi jalan bagi kelancaran Eks KPSI berkuasa di kepengurusan PSSI.

Setelah mereka menikmati dan berkuasa,apa yang bisa dihasilkan oleh ISL pada sepakbola Indonesia,sangat susah untuk bisa memberikan bukti,bahwa ISL sudah ber kontribusi banyak dan sudah menjadi sumber penciptaan pemain pemain sepakbola Nasional yang sukses.Sampai sekarang ini,tidak ada yang bisa mengatakan ISL sudah mampu sebagai alat,wadah,sarana,sistem dan tata kelola sepakbola Indonesia, yang membuktikan menghasilkan pesepakbola yang hebat dan bisa meningkatkan prestasi sepakbola Nasional.Mental dan Integritas para pengurus PSSI sekarang yang berlandaskan pada nafsu,birahi,syahwat kekuasaan sudah terbukti tidak memberikan apa apa pada kemajuan sepakbola Indonesia.Mungkinkah mereka akan tetap bertahan di masa yang akan datang,atau sebaiknya mundur sebelum waktunya.Kecuali dalam satu hal,yaitu menikmati  "Uang dan Penghasilan " yang masih bisa di katakan itulah keberhasilan yang di hadirkan oleh kepengurusan PSSI sekarang.

Masyarakat pecinta sepakbola Indonesia,tentu nya tidak pernah hilang harap dan mimpi untuk bisa memiliki sebuah kesebelasan Nasional yang kuat,yang bisa memberikan dan menghadirkan kebanggaan pada sepakbola.Prestasi harus di ciptakan dengan sikap  Integritas dan Kapabilitas yang mampuni,bukan dengan hanya mengandalkan "nafsu syahwat " kekuasaan saja.Karena tidak ada yang bisa di handalkan kalau Integritas dan kapabiltas sudah tidak dimiliki dalam mengelola sebuah organisasi yang besar dan dalam sebuah Negara yang besar seperti sepakbola Indonesia.Pemain pemain Asing boleh sukses,pemain pemain Asing boleh menikmati apa yang ada di sepakbola Indonesia.tapi pemain pemain anak bangsa (lokal ) tidak pernah muncul dan tercipta dari kompetisi ISL,karena Manusia manusia yang ada dibelakang nya tidak pantas untuk jadi pengurus sepakbola Indonesia.

Tanyakan pada mereka tentang Integritas dan Kapabilitas dalam memajukan sepakbola Indonesia,masihkah mereka berkata memiliki nya ???.sedangkan buktinya selalu gagal..........

Salam Garuda Ku Bukan Burung Perkutut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline