Lihat ke Halaman Asli

Viktorinus Rema Gare

Pengawas Sekolah

Bumi Menangis

Diperbarui: 12 November 2023   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : gurusiana

Bumi menangis di dalam diam malam,
Air mata kristal menyelinap tanpa suara.
Rimbun pepohonan menyaksikan keluh kesahnya,
Seolah bumi meratap di  pelukan angin.

Dalam deburan ombak, ratapan bumi terdengar,
Suara desiran air yang menjadi curahan hatinya.
Gunung-gunung, bukit-bukit, dan lembah-lembah,
Semua menyaksikan betapa bumi menangis dalam senyap.

Di lautan biru yang dalam, air mata berpadu,
Seolah bumi berbicara dalam bahasa rahasia alam.
Apakah ini kepedihan akan ulah manusia?
Ataukah ini hanya cerita sedih bumi yang terus berlanjut?

Bumi menangis, meratapi pohon-pohon yang ditebang,
Merindukan kesejukan hutan yang dahulu.
Sungai-sungai menangis, tercemar oleh limbah,
Seolah air mata bumi tak terbendung lagi.

Namun, di dalam tangisan itu, ada panggilan,
Suara bumi yang memohon pada kita.
Mendengar tangisannya, mengerti ekosistemnya,
Bertindak untuk menjaga rumah kita bersama.

Bumi menangis, tapi masih memberi kita peluang,
Untuk mengubah air mata menjadi tawa.
Mari bergandengan tangan, menjaga rumah kita,
Sebab bumi menangis, dan kita adalah penyembahnya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline