Di sebuah kota kecil yang dihiasi oleh bunga-bunga musim semi, ada seorang gadis bernama Maya. Wajahnya yang lembut dan senyumannya yang memikat membuatnya menjadi pusat perhatian di antara siswa-siswi SMA. Namun, di antara kehidupan sehari-hari yang ramai itu, ada satu hati yang diam-diam memendam perasaan istimewa untuknya. Hati itu adalah milik seorang pemuda bernama Alex.
Alex adalah siswa kelas sebelas yang memiliki sifat pendiam dan memiliki bakat seni. Matanya yang cokelat gelap memiliki kehangatan yang tak terungkapkan, dan ketika dia melihat Maya, dunianya berubah. Baginya, Maya adalah bunga yang mekar di tengah kehidupannya yang monoton.
Setiap hari, Alex duduk di sudut perpustakaan, mengejar mimpi dan menggambar wajah Maya di halaman-halaman buku catatannya. Pada suatu hari, keberanian akhirnya menyentuh hatinya, dan dia memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya kepada Maya.
Suatu sore, Maya ditemukan duduk sendirian di tangga sekolah, membaca buku puisi. Alex menghampirinya, hatinya berdebar kencang. "Hai, Maya," sapanya perlahan.
Maya tersenyum lembut. "Hai, Alex. Ada sesuatu yang ingin kamu katakan?"
Alex menggeleng dan tersenyum malu. "Ehm, ya, sebenarnya... aku selalu suka melihatmu, dan aku pikir... aku mulai menyukaimu."
Maya menatapnya dengan heran, tetapi kemudian tersenyum. "Alex, aku merasa senang mendengarnya. Aku juga merasa bahwa kita punya hubungan yang spesial."
Hati Alex melonjak kegirangan. Mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama, berbicara tentang mimpi dan harapan mereka. Setiap senja, mereka duduk bersama di bawah pohon favorit mereka, memandang langit berubah warna.
Namun, hidup tidak selalu berjalan seperti dalam cerita dongeng. Pada suatu pagi, kabar mengenai keluarga Maya yang harus pindah tiba-tiba datang. Air mata Maya tak bisa disembunyikan, dan Alex merasa seperti dunianya runtuh.
"Alex, aku harus pindah ke kota lain. Keluargaku memiliki pekerjaan baru," kata Maya sambil menangis.