Hai.. Jumpa lagi dengan aku, si kompasianer cilik dan masih kelas 4 SD yang lebih sering dipangil "Viki". Kalau tulisan sebelumnya aku menceritakan tentang cara membuat bunga dari kantong plastik, sekarang aku akan menceritakan yang lebih seru lagi nih. Aku ingin menceritakan pengalamanku memenangkan lomba mendongeng. Aku tidak bermaksud untuk sombong lho. Aku hanya ingin berbagi rasa senang karena bisa memenangkan suatu lomba.
Setelah beberapa kali aku mengikuti lomba mendongeng akhirnya aku bisa berhasil juga menjadi juaranya . Aku pernah menjadi salah satu pemenang lomba video mendongeng dalam rangka memperingati HUT BOBO ke 44 tahun pada April 2017. Saat aku ikut lomba antar sekolah bertemakan ''Beauty in Diversity" pada bulan Oktober 2017 yang diadakan oleh sekolah Santa Ursula, aku mendapat juara 2 lomba mendongeng. Lalu pada tanggal 5 November 2017 aku memenangkan juara 1 lomba mendongeng di acara Children's Creative Festival yang diadakan oleh Majalah Nakita dan Bobo di mall Kuningan City. Aku senang sekali karena bisa menambah koleksi piala dari lomba-lomba yang kuikuti.
Saat upacara di hari Senin aku dipanggil maju oleh Mr. Yohan, Bapak Wakil Kepala Sekolah untuk diumumkan bahwa aku telah memenangkan lomba mendongeng. Semua rasa bercampur aduk,rasa senang, rasa malu karena dilihat seluruh murid di sekolah, dan ada rasa bangga juga karena sudah ikut mengharumkan nama sekolah. Aku sudah sering melihat murid lain yang maju karena prestasinya. tak kusangka aku juga bisa mengalami peristiwa yang sama.
Tentu saja aku bisa juara mendongeng karena aku sering latihan. Tak mudah lho, kita harus bisa menceritakan sebuah dongeng dalam waktu yang ditentukan, sekitar 5 sampai 7 menit. Di sekolah, aku dan teman-temanku berlatih bersama, diajari oleh ketiga guruku yaitu : Ms. Ayung, Ms. Della dan Mr.Alloy. Di rumah, aku latihan sendiri dengan keluargaku sebagai penontonnya, ibu & kakakku juga sering memberi kritik dan saran padaku. Di taman bacaan aku juga sering berlatih mendongeng untuk anak-anak yang datang ke taman bacaan. Di taman bacaan ada bu Irene yang sering memberikan saran agar aku tampil lebih baik saat mendongeng. Wah anak-anak di taman bacaan juga senang saat tahu aku menang lomba.
Pada acara 'car free day' di Kelapa Gading aku juga sering lho mendongeng untuk anak-anak yang datang mengunjungi mobil perpustakaan di sana. Kuanggap dengan mendongeng di sana, aku juga sekalian latihan buat lomba dan menghibur mereka.
Aku juga senang karena banyak orang yang mendukung aku seperti bulek Heni dan sepupuku dan juga tante Maria Etha yang sering hadir saat aku berlomba.
Aku lebih suka mendongeng cerita rakyat Indonesia yang bercerita legenda tentang terjadinya suatu tempat,contohnya: Legenda Tangkuban Perahu dan Legenda Asal Mula Situ bagendit,
Nah, dongeng yang aku ceritakan saat menang lomba mendongeng adalah Legenda Asal Mula Situ Bagendit yang kubawakan dalam bahasa Inggris. Di bawah ini adalah naskah ceritanya:
The Legend of Situ Bagendit
Once upon a time in Garut, West Java, there lived a widow. She was a richest person in the village. She lived alone in a big house. She had much money and jewelleries. But she was very stingy and greedy. People in the village called her "Nyai Bagendit" which means the stingy woman. Whenever the villagers needed some money, they borrowed the money from Nyai Bagendit, but they had to pay it double or Nyai Bagendit would take their belongings. That was why Nyai Bagendit became richer and richest.