Lihat ke Halaman Asli

VIKTORINUS REMA GARE

Apa adanya,jujur,bertanggung jawab dan pekerja keras

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dan Dilema Pendidik di Satuan Unit Pendidikan

Diperbarui: 6 Juli 2021   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi KBM Tatap Muka ( Sumber: ayoyogya.com)

Pandemi COVID-19 telah mengubah praktik dan kebiasaan belajar, bukan saja di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Pembelajaran yang biasanya dilakukan di satuan pendidikan kemudian berpindah menjadi belajar dari rumah.

Guru dan peserta didik terlibat dalam pembelajaran jarak jauh yang menghadirkan sejumlah tantangan mulai dari ketersediaan peralatan digital dan jaringan internet, kondisi psikososial peserta didik maupun guru, disparitas kompetensi guru hingga rendahnya keterlibatan orang tua/wali peserta didik dalam pembelajaran. Meski beragam kondisinya, hampir semua peserta didik, guru, dan orang tua mengalami pengalaman belajar berbeda yang membutuhkan waktu adaptasi.

Walau telah banyak kebijakan dan program untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19, perubahan pola pembelajaran yang begitu drastis berisiko menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran. Padahal kualitas pembelajaran merupakan kunci dari hasil belajar peserta didik. Jika kualitas belajar menurun, otomatis hasil belajar peserta didik juga menurun.

Sebagai persiapan penyelenggaraan pembelajaran tahun ajaran 2021/2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyusun dan menerbitkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran PAUDDIKDASMEN di Masa Pandemi COVID-19 ini untuk membantu guru dan satuan pendidikan dalam menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi COVID-19.

Melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri akhir Maret 2021,pemerintah mendorong akselerasi pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menjalankan protokoler kesehatan yang ketat ( Buku Panduan penyelenggaraan Pembelajaran Pauddikdasmen di Masa Pandemi  Covid-19)

Pembukaan sekolah tatap muka masih menimbulkan kegamangan dan kekhawatiran. Kekhawatiran ini sangat beralasan karena khawatir terjadinya penularan Covid-19 di sekolah.


Meningkatnya penambahan kasus terkomfirmasi Covid-19,membuat para orang tua  dan satuan pendidikan berpikir ulang untuk memperbolehkan anak-anaknya untuk ikut Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahun pembelajaran baru 2021/2022.

Sebenarnya pembelajaran tatap muka ini sudah ditunggu-tunggu oleh para orang tua dan siswa, Tapi dengan penyebaran Covid-19  saat ini,membuat para orang tua dan para pendidik maupun tenaga kependidikan di tingkat satuan unit pendidikan  manjadi galau. Disatu sisi,anak-anak membutuhkan para guru dan teman-temanannya, disisi lain sudah pasti  orang tua tidak rela melepaskan anaknya ke sekolah pada saat penyebaran  Covid-19 semakin meningkat.

 Walau sebelumnya,Kemendikbudristek meminta agar sekolah yang guru dan tenaga  kependidikannya sudah divaksinasi lengkap untuk menyediakan PTM terbatas dan Pembelajaran jarak jauh (PJJ). Disatu sisi, guru dan tenaga kependidikan mendapat vaksinasi lengkap disisi lainnya siswa tidak. Ini menjadi dilema bagi satuan pendidikan terutama guru dan tenaga kependidikan untuk melaksanakan PTM terbatas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline