Lihat ke Halaman Asli

Vikri Abdillah

Mahasiswa aktif Jurusan Ilmu komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang

Dari Aroma Kotoran Sapi, hingga Jadi "Cuan" Digital

Diperbarui: 17 Desember 2022   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kotoran dan digital. Jika Di telaah baik" seperti tidak ada hubungan sama sekali antara keduanya, terlebih kita jika memikirkan digital merupakan suatu teknologi yang mampu menyimpan, menghasilkan dan memproses berbagai data-data kita. Sedangkan kotoran sapi merupakan limbah hasil pencernaan sapi. Tidak mengherankan jika kita sebagai orang awam memikirkan hal ini tidak masuk akal, namun pemikiran seperti itu tidak berlaku bagi darmaji, pria asal Gedangan Kabupaten malang. Dari desa yang cukup jauh dari pusat kota tidak menjadikan halangan baginya untuk mencoba inovasi baru dengan membuat konten seputar dunia per-sapi an yang ada di daerahnya dan menjadi sukses ganda yang di dapatkan.

Hal itu berawal dari tahun 2017 ia mencoba peruntungan menjadi seorang youtuber, tentu dengan alat seadanya hp alakadarnya dari Pengambilan gambar, edit video hingga mengunggah video nya dari satu Perangkat yang sama. Dibilang aneh cukup aneh untuk pekerjaan yang terbilang tidak ada sangkut paut dengan hal" digital sekelas peternak sapi pedesaan . Alasan utama dari apa yang darmaji lakukan ialah membuktikan jika youtube bisa menghasilkan uang namun saat itu peminat konten lebih condong ke music dan vlog wisata, dari situ ia sempat putus asa hingga vakum mengunggah video di channelnya. 1 tahun tidak ia rasakan sudah vakum dari dunia youtubenya dari bujang sampai beristri ia mendapatkan support dari istri tercinta ia mencoba peruntungannya sekali lagi, dengan memvideo kan Sapi-sapi yang masuk ke kandangnya untuk tujuan Dokumentasi saja, Kotoran yang menyengat bukan menjadi halangan yang berarti baginya, karena ia percaya bau kotoran ini kelak akan menjadi lahan emas baru dibalik profesi nya sebagai peternak sapi.  

Selang beberapa bulan aktif mendokumentasikan Kehidupan kendang sapi nya, ia merasakan jika hp yang ia jadikan senjata untuk berkonten semakin lemot, keadaan ini cukup membuatnya sedih. Jatuh bangun dalam merasakan tantangan dari konten sepi peminat hingga satu"nya senjata yang di punya mengalami pembengkak an memori. Ia sadar bahwa memiliki akun youtube dimana media yang sanggup menyimpan semua dokumentasinya selama ini, Kagetnya dari banyaknya konten yang terupload menuai banyak tanggapan positif dari netizen bahkan ada yang request konten .tentu ini merupakan suntikan semangat baginya untuk terus berkarya hingga sekarang channel youtube yang ia tekuni sejak dulu yaitu Rojo Koyo Channel sudah mencapai 236 ribu subscriber.

Darmaji memiliki 2 channel youtube yaitu Rojo Koyo Channel yang sekarang memiliki 236 ribu subscriber sedangkan channel keduanya rojo koyo media memiliki 9,63 ribu subscriber. Ia menyebutkan patokan dari viewers youtube jika mencapai 1 juta pendapatan yang ia dapat dari kedua channelnya mencapai -+18 juta per bulan.  Dari apa yang dia geluti selama ini tidak selalu mendapatkan respon positif bahkan Di pandang sebagai musuh oleh peternak lainnya , namun itu tidak mematahkan semangatnya untuk terus mengembangkan industri sapi miliknya, hebatnya sekarang banyak pedagang lain yang paham akan fungsi media yang sanggup di manfaatkan untuk memajukan usahanya.

Dari Lika liku kehidupan yang darmaji jalani kita harapkan tidak adanya stigma menganggap profesi seseorang sebelah mata. Karena kita tidak tahu Jika setiap usaha baik dimanapun kapanpun akan membuahkan hasil jika ingin bersungguh sungguh memanfaatkan peluang menjadi sumber penghasilan selama itu dari uang yang halal. Kotoran Kandang sapi yang menyengat tidak pernah menyurutkan asa untuk terus berkarya, Kira-kira itu motivasi hidup yang cocok buat darmaji.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline