"Ngapain sih cewek kuliah, toh ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga juga. "
Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar statement tersebut dari seseorang yang masih menganut paham pendidikan tinggi bagi perempuan adalah sesuatu yang sia-sia.
Jika boleh bercerita, saya sendiri pun sempat mengalami down saat baru saja akan memasuki perguruan tinggi karena ucapan orang dekat saya mengatakan hal tersebut di depan saya. Tapi untungnya berkat dukungan dan nasihat ibu saya yang luar biasa akhirnya saya bisa bangkit dan percaya diri untuk kembali memperjuangkan mimpi saya menjadi mahasiswa.
Memang tak sedikit orang yang berpendapat bahwa perempuan itu tidak perlu berpendidikan tinggi, karena pada akhirnya mereka hanya akan menjadi ibu rumah tangga setelah menikah, untuk itulah banyak yang berpandangan bahwa kuliah bagi seorang perempuan hanyalah hal yang sia-sia. Lantas benarkah demikian?
Perlu kita pahami bahwa memang kebanyakan wanita akan berakhir menjadi seorang ibu rumah tangga setelah dia menikah terlepas pendidikan dia sebelumnya tinggi atau rendah. Apalagi saat dia sudah dikaruniai seorang buah hati, maka tak jarang beberapa wanita lebih memilih mengikhlaskan karir cemerlangnya demi merawat dan mendidik putra-putrinya secara maksimal.
Lalu jika memang benar demikian, itu artinya memang benar bahwa pendidikan tinggi bagi wanita hanyalah sia-sia?
Jawabannya, tidak juga!
Pendidikan tinggi bagi seorang wanita justru adalah hal yang sangat penting. Bukan hal yang sia-sia apalagi dipandang sebagai ajang pemubadziran tenaga dan dana.
Sebab, dengan berpendidikan, seorang wanita akan memiliki banyak ilmu yang akan ia kuasai, ada banyak pengalaman yang bisa ia lewati, ada banyak khazanah pengetahuan yang dapat ia selami serta akan ada banyak wawasan yang dapat ia jelajahi.
Seluruh ilmu, pengetahuan, wawasan maupun pengalaman yang ia dapati selama menempuh pendidikan merupakan hal yang sangat berharga, yang mana semua itu bisa diwariskan dan bisa bermanfaat untuk putra-putri mereka kelak nanti.
Seorang wanita adalah madrasah dan guru pertama untuk putra-putrinya, tempat dimana pertama kali mereka menimba pengetahuan dan mempelajari berbagai hal.