Lihat ke Halaman Asli

Sepak Bola Adalah tentang Kemenangan

Diperbarui: 19 Juli 2016   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pragmatisme adalah cara pandang atau pola pikir seseorang yang ingin memperoleh atau mendapatkan sesuatu dengan cara-cara yang mudah dan praktis. Akhir-akhir ini kata pragmatis sering muncul dalam dunia sepak bola. Ditambah dengan munculnya kejutan-kejutan dalam dunia sepak bola itu sendiri yang mengatasnamakan permainan pragmatis, tidak peduli dianggap main jelek, yang penting menang. 

Jika mengacu pada pengertian pragmatis diatas, maka permaianan sepak bola menyerang juga bisa dikatakan pragmatis. Karena cara mereka memperoleh kemenangan adalah dengan bermain menyerang. Mungkin ada yang menganggap bermain bertahan lebih mudah dan praktis sehingga permainan bertahan identik dengan pragmatis. Tapi bertahan tidak semudah dan sepraktis itu. Bertahan juga sebuah seni dalam sepak bola yang belum tentu semua tim mampu melakukannya dengan baik. 

Tapi sudahlah, karena bermain bertahan sudah dianggap pragmatis, maka mengalah saja kalau permaianan bertahan dianggap pragmatis. Toh pragmatis atau tidak, bertahan atau menyerang, tim yang menang akan selalu ditentukan lewat banyaknya gol. Contoh terbaru dari moncernya pragmatisme dalam sepak bola adalah juaranya Portugal pada gelaran Piala Eropa 2016. Portugal dianggap bermain bertahan, kurang menghibur, padahal Portugal punya pemain depan macam Cristiano Ronaldo. 

Memang dalam perjalannya sampai ke final Portugal seakan dinaungi keberuntungan. Mereka hanya menang sekali lewat waktu normal di babak semifinal melawan Wales. Tapi itu sudah cukup untuk membawa Portugal melaju hingga semifinal. Bahkan mampu menjuarai Piala Eropa yang lagi-lagi dituntaskan lewat perpanjangan waktu.

Sepak bola memang demikian. Hakikat dari permainan sepak bola adalah mencetak gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya untuk meraih kemenangan. Tidak peduli lewat perpanjangan waktu, adu pinalti, ataupun permainan pragmatis yang dianggap 'kotor'. Portugal akan tetap mendapatkan trofi Piala Eropa, meskipun dengan permainan yang dianggap tidak menghibur. Kaum pragmatis dalam sepak bola percaya bahwa hanya kemenangan yang akan dikenang. Kaum pecinta sepak bola menghibur juga percaya demikian, saya yakin. 

Yang membedakan keduanya hanyalah menghibur atau tidak nya permainan tersebut. Akan tetapi sepak bola tetap sepak bola. Sepak bola adalah olahraga yang mempunyai tujuan untuk meraih kemenangan. Permainan menghibur atau identik dengan menyerang adalah sebuah bonus dalam sepak bola. Sebenarnya permaianan bertahan dalam sepak bola juga menghibur. 

Bagaimana para pemain bertahan berjibaku melawan pemain depan lawan agar tidak mencetak gol. Bagaimana pemain bertahan melakukan pressing, ataupun zonal marking kepada pemain lawan, ketika bola didapat bagaimana pemain bertahan merancang sebuah serangan balik, itu adalah salah satu bagian dari hiburan dalam sepak bola. 

Serasa tidak adil ketika tim yang bermain pragmatis dalam sepak bola memenangkan pertandingan kemudian mendapat cibiran, sedangkan tim yang bermain menyerang dan memenangkan pertandingan mendapatkan pujian. Seolah lupa akan tujuan dari bermain sepak bola itu sendiri adalah memperoleh kemenangan, tidak peduli bermain menyerang ataupun bertahan, tujuan nya tetap sama, memperoleh kemenangan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline