Lihat ke Halaman Asli

Kurangnya Kepedulian Pemerintah Daerah dalam Memeratakan Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Purworejo

Diperbarui: 30 Desember 2023   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Purworejo merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Purworejo Kota. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang di utara, Kabupaten Kulon Progo, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Kebumen di barat. Daerah yang kental akan budaya jawa ini juga terkenal karena memiliki banyak destinasi wisata yang mampu menarik wisatawan setiap tahunnya. 

Kekayaan warisan alam dan budaya yang dimiliki tentu menjadikan pariwisata sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Purworejo. Sektor pariwisata memang mempunyai nilai penting dalam membangun suatu daerah karena dari pariwisata ini diharapkan daerah dapat memperoleh pendapatan, baik investasi dalam dan luar negeri maupun dalam dalam pengelolaannnya. 

Pariwisata juga merupakan sumber penting bagi perekonomian bangsa. Pariwisata menjadi penting karena setidaknya terdapat tiga fungsi pariwisata dalam pembangunan daerah yaitu dari bidang ekonomi ( sumber devisa, pajak atau retribusi), bidang social ( penciptaan lapangan kerja), dan bidang kebudayaan ( memperkenalkan budaya-budaya pada anak cucu dan wisatawan asing). Maka dari itu upaya pemerintah dalam mengembangkan pariwisata sangat dipahami oleh masyarakat maupun pengamat ekonomi. Guna mendukung sector pariwisata, sejumlah perbaikan dan pembangunan infrastruktur mutlak diperlukan, namun sampai saat ini pembangunan pariwisata di Kabupaten Purworejo masih belum merata.

Dalam bidang pariwisata, Purworejo mengandalkan pantainya disebelah selatan yang bernama "Pantai Ketawang", " Pantai Keburuhan ( Pasir Puncu)", " Pantai Jatimalang" didikung dengan gua-gua seperti " Gua Selokarang" dan " Sendang Sono", di Sendang Sono ( artinya kolam dibawah pohon sono), ,asyarakat mempercayai bahwa mandi di sendang tersebut akan dapat memeprtahankan keremajaan. Gua Seplawan yang terdapat di Kecamatan Kaligesing. 

Gua ini banyak diminati wisatawan karena keindahn goa yang masih asli dan juga keindahan pemandangan alammnya serta hasil buah durian dan kambing etawa sebagai salah satu ciri khas hewan ternak di Kecamatan kaligesing. Disamping itu, terdapat juga air terjun " Curug Muncar" dengan ketinggian sekitar 40m yang terletak di Kecamatan Bruno dengan panorama alam yang alami. Gua Pencu yang berada di desa Ngandangan merupakan benruk benteng seperti gua pada zaman Hindia Belanda, dan pada masa itu gua Pencu pernah didatangi oleh Presiden Soekarno, tetapi sekarang sudah tidak terawatt dikarenakan kurang pedulinya aparatur pemerintahan desa.

Sektor pariwisata Kabupaten Purworejo ditopang oleh ketersediaan alam dan potensi lainnya, akan tetapi hingga saat ini belum terkelola secara maksimal. Minimnya pengembangan pariwisata khususnya terkait sarana dan prasarana yang ada mangakibatkan pariwisata di Kabupaten Purworejo kalah bersaing dengan daerah yang berbatasan langsung seperti Kabupaten Kebumen, Magelang, Wonosobo maupun DIY. Masyarakat pun menjadi lebih tertarik untuk mengunjungi obyek wisata yang ada di luar daerah Kabupaten Purworejo. Hal ini berimbas pada arus kunjugan wisatawan yang mengalami ketidakstabilan serta realisasi pendapatan bidang pariwisata yang tidak mencapai target yang telah ditetapkan. 

Pariwisata merupakan urusan pilihan pemerintah dimana berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan, akan tetapi berdampak pula pada alokasi anggaran tertentu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui observasi, wawancara serta dokumentasi, dapat diketahui kondisi kepariwisataan saat ini, serta factor internal dan factor eksternal yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata di Kabupaten Purworejo. Pengembangan wisata saat ini belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pengembangan pariwisata difokuskan pada daya tarik wisata yang dietapkan oleh Perda No. 4 tahun 2009, tetapi belum dilaksanakan secara optimal. Daya saing wisata Kabupaten Purworejo tegolong rendah jika dibandingkan dengan daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo dan di regional Jawa Tengah. Arus kunjungan wisatawan dalam kurun waktu mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh beberapa factor. Lingkungan internal merupakan lingkungan dalam organisasi dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan untuk mencapai tujuan organisasi. Lingkungan internal dapat dilihat dari visi, misi dari organisasi, pengelolaan dan pengembangan pariwisata,SDM, anggaran dan infrastruktur yang ada. Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada diluar organisasi dan diidentifikasikan melalui faktor politik, ekonomi, social budaya, teknologi dan kelompok sadar wisata. Ligkungan eksternal mencakup peluang dan ancaman yang berasal dari luar organisasi.

Terkait dengan analisis lingkungan internal ( kekuatan dan kelemahan ) serta lingkungan eksternal ( peluang adan ancaman ) maka dapat diidentifikasikan factor pendukung adan penghambat pengembangan pariwisata di Kabupaten Purworejo bersumber dari kekuatan yang bersumber dari kekuatan yang berasal dari internal serta peluang yang berasal dari lingkungan luar. Faktor penghambat dalam optimalisasi strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Purworejo berasal dari kelemahan lingkungan internal maupun ancaman lingkungan eksternal. 

Berdasarkan hal tersebut, maka identifikasi factor penghambat antara lain; kurangnya koordinasi lintas instansi dalam pengembangan pariwisata, terkendalanya program pengembangan pariwisata, minimnya anggaran dinas ,kualitas dan kuantitas SDM yang kurang memadai , sarana pendukung pariwisata yang kurang optimal, serta pembentukan kelompok wisata yang kurang optimal.

Kondisi kepariwisataan di Kabupaten Purworejo yang belum mengalami perkembangan daya saing wisata tergolong rendah dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Arus kunjungan wisata dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami ketidakstabilan. Dengan analisis yang dilakukan dapat digunakan untuk mengidentifikasi factor pendukung dan penghambat pengembangan pariwisata di Kabupaten Purworejo. 

Tahapan yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi isu-isu tersebut. Isu tersebut kemudian diuji menggunakan Tes Litmus untuk mengetahui tingkat kestrategisan isu. Isu yang masuk klarifikasi strategis, dirimuskan menjadi strategi yang didukung dengan program yang menunjang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline