Mata saya serasa tak berkedip saat pemandangan tak disangka hadir tepat di ujung pandangan. Biasanya di Titik Nol Kilometer Malioboro, lalu lintas lancar bahkan selama Selasa Wagean. Ternyata berbeda dari Selasa Wagean sebelumnya, sore itu ada sebuah panggung besar di sisi barat Titik Nol. Alhasil petugas keamanan menahan laju moda transportasi dari arah timur Titik Nol menuju arah barat maupun selatan.Silakan melihat peta online agar bisa lebih memahami situasi saat itu.
Abang ojek online menghentikan laju sepeda motor di sudut timur gedung kantor pos seperti permintaan saya.Sejauh mata memandang, hanya lautan penonton yang berjejal. Hampir tidak ada celah untuk menuju cafe Sonobudoyo yang sedianya menjadi tempat berkumpul anggota KJog atau kompasianer Jogja. Iyes, rencananya even. Selasa Wagean yang dipandu mba Yulia Sujarwo akan dihelatkan.
Sebenarnya saya hendak mengurungkan niat untuk menembus kerumunan, saya tidak suka di antara jejalan manusia. Mengingat saya salau satu pemberi ide untuk even dan memilih mentor, maka langkah cepat terpaksa ditempuh. Jangan tanya berapa kali saya menghela nafas panjang agar tetap bisa menerobos, bila anda juga introvert maka akan you feel me. Untunglah punya kaki panjang jadi beberapa menit sudah berada di sebelah selatan Titik Nol.
Panggung yang berada di sebelah kanan saya, sejak awal sudah riuh reda dengan musik dan atraksi. Sederet penjual makanan kecil sudah siap dengan dagangannya. Sebut saja Siomay, Cilok Bakso Kawi dan ada es potong sebagai menu minumannya(walau nanti haus lagi ya).Biasanya saya akan menyerbu salah satu dari gerobak tersebut, namun berhubung sudah lelah melihat lautan manusia, saya absen.
Anggota KJog sendiri sudah beberapa duduk di depan cafe Sonobudoyo dan syukurlah mba Yatmi dari catering Nasi Box Asri Wiji (IG ada loh kalau mau pesen) sudah siap dengan donasi Nasi Box nya. Saya memang tipe reda emosinya kalau disodori makanan enak, haha.Emosi memang menghabiskan energi. Betul saudara-saudara?
Sebelum membuka nasi box, saya mendapat kabar kalau beberapa anggota KJog terjebak di sebelah utara, dan barat Titik Nol. Tentu saja tidak bisa menyebrang karena lautan manusia. Ada mba Riana yang berada di pagar penghalang antara panggung dan Gedung Agung, kemudian mba Tikha yang di depan Benteng Vredeburg dengan pagar penghalang menuju Kantor Pos. Demikian juga dengan mba Atik yang sedang mencari parkir di sebelah timur Titik Nol.Kami berempat berhubungan dengan chat WA pribadi masing-masing.Sambil makan, saya harus membalas empat chating dengan kolom berbeda.Atraksi pesawat terbang tepat di langit Titik Nol saya abaikan.
Setelah tepat selesai menghabiskan nasi kota, gawai saya mendapat panggilan dari bu Sri Rumani.Sedikit panik,karena suara beliau tak terdengar saya terima. Mba Riana yang mendapat WA pribadi dari bu Sri sebelumnya berhasil saya terima panggilannya. Ternyata beliau terjebak di kerumunan manusia sekitar Taman Pintar, dengan halangan tambahan pagar pengaman.
Saya bergegas membalas WA pribadi dengan kepastian menunggu beliau di depan Kantor Pos karena beliau mengatakan akan menyusul even.Di usia beliau yang lebih dari ayah saya, memang masih enerjik untuk ikut dalam berbagai even KJog. Dan lagi-lagi saya harus menahan ketidak nyamanan untuk menerobos lautan manusia.Kalau boleh memilih, saya sudah memesan ojek online untuk pulang.