Lihat ke Halaman Asli

Vika Kurniawati

Freelancer

JNE Friendly Logistic menjadi Support Sistem Baru UMKM

Diperbarui: 4 Oktober 2019   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Narasumber JNEkopiwriting. Doc:Riana Dewie

Kualitas produk meningkat, kemasan juga semakin menarik, permintaan dari konsumen menjulang dan transaksi meningkat seiring waktu. Demikian juga jumlah karyawan  bertambah namun stok produk sebelum dikirimkan juga perlu tempat yang lebih besar dan aman.  Mau menyewa gudang, pasti menambah dana pengeluaran. Lalu bagaimana solusinya?

Ternyata permasalahan klasik UMKM tersebut sudah dipikirkan, dan terpecahkan oleh program baru JNE yaitu JNE Friendly Logistic. Hal ini sesuai dengan penjabaran dari Adi Subagyo selaku Kepala Cabang JNE Jogja saat talkshow JNEkopiwriting dengan Kompasianer Jogja serta media pada 2 Oktober 2019 di Silol Coffee & Eatery Kotabaru Yogyakarta. Dijabarkan juga bahwa JNE bukan hanya berkomitmen mendistibusikan barang konsumen ke seluruh jangkauan pelayanannya namun juga mendukung perekonomian terutama di lini UMKM di bidang industri kreatif.

JNEkopiwriting dan Abekani

Dengan tema besar, "Mengintip Peluang Industri Kreatif di Era Digital" maka tepatlah jika narasumber talkshow JNEkopiwriting adalah Tunjung Pratiwi. Apakah anda pernah mengetahui atau bahkan salah satu kolektor dari  tas kulit Abekani? Nah Tunjung Pratiwi inilah pemilik bisnis handmade sekaligus workshop yang berlokasi di Bantul Yogyakarta. Bukan hanya berbagi kisah manis kesuksesan bisnis, namun juga tentang perjuangannya bersama suami membangun merk Abekani.

Oya JNEkopiwriting yang diadakan di Yogyakarta ini adalah salah satu dari rangkaian talkshow yang digagas oleh JNE. Kota pertama yang disambangi oleh JNE adalah Bandung, kemudian Padang, Banjarmasin dan Malang. Dengan menghadirkan narasumber yang berbeda di setiap kota serta mengundang pelaku UMKM yang berkerjasama dengan JNE seperti Tunjung Pratiwi dengan tas kulit Abekani.

Baiklah mari kita  kembali ke kisah sukses Abekani. Bermula  dari modal Rp2.000.000 yang dikeluarkan oleh Tunjung Pratiwi, maka perintisan awal produk tas kulit dengan merk Abekani dimulai pada tahun 2009. Pemasaran produk handmade dengan sistem online shop ini tentu dipilih dengan pemikiran akan pesatnya perkembangan marketplace yang bisa menjangkau ke seluruh dunia. Sudah bukan rahasia lagi jika sistem marketing melalui media sosial mempunyai andil besar dalam pesatnya jumlah transaksi penjualan.

Talkshow. Doc:Riana Dewie.

Dalam perjalanannya, Abekani yang lebih banyak memproduksi tas kulit bagi wanita ini memiliki komunitas pelanggan tetap yang militant dan  tergabung di grup Facebook. Dari komunitas fan base ini, kemudian produk Abekani semakin menjulang walaupun tetap berfokus pada pasar dalam negeri. Mengenai hal ini, Tunjung Pratiwi memberikan alasan, "Pasar lokal masih terbuka lebar dan belum terurus."

"Saya dulu tidak serta merta masuk dalam dunia handmade tas kulit. Usaha rumahan yang saya pegang mulai dari makanan kecil dan usaha yang lain." Pernyataan dari Tunjung Pratiwi tersebut sesuai dengan ciri-ciri UMKM yang dikemukakan oleh Lucy Irawati selaku Kepala Dinas Koperasi & UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta. Saat mendapat kesempatan memaparkan program dukungan pemerintah bagi UMKM,  Lucy Irawati memceritakan bahwa pelaku UMKM  pada awalnya sering berganti-ganti produk yang diproduksi. Hal ini wajar karena bagi pelaku UMKM yang masih belum menemukan satu produk andalannnya.

JNE Friendly Logistic


Di samping itu, masalah utamanya adalah pada jumlah stok produk yang seringkali harus disimpan di gudang sebelum dikirimkan pada pihak pemesan baik dalam maupun luar negeri. Dengan modal UMKM yang sering kali belum cukup  untuk sistem penyimpanan dalam gudang, maka program JNE Friendly Logistic menjadi solusi terefektif.  Demikian inti dari penjabaran  oleh Adi Subagyo selaku Kepala Cabang JNE Jogja yang menjelaskan bahwa dengan beberapa fasilitas dari Friendly Logistic, maka UMKM hanya perlu fokus pada kualitas produk dan jumlah produksi saja.

Fasilitas Friendly Logistic:

  1. Digital marketing
  2. Warehousing
  3. Order fulfilment
  4. Technologi development
  5. Shipping management
  6. Delivery

"Dengan adanya fasilitas pick up serta penambahan  kemasan paket konsumen oleh petugas JNE, tentu sangat membantu kami. Ada 95% produk kami sampai ke pembeli dengan jasa layanan JNE." Demikian testimoni dari Tunjung Pratiwi di akhir acara talkshow saat jam sudah menunjukan pukul 17.30 WIB. "Status pengiriman produk juga bisa diakses secara realtime baik oleh konsumen ataupun produsen." lanjut Tunjung Pratiwi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline