Lihat ke Halaman Asli

Vika Kurniawati

Freelancer

Interior Daun Pintu Kayu Lawasan, Penanda Hotel Kekinian

Diperbarui: 28 September 2017   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interior Daun Pintu Kayu Lawasan. Doc: Pribadi

Saya mendongak ke tingkap penutup langit-langit, mata langsung bertemu interior yang unik. Saya mengenali deretan kayu bongkaran yang tertempel ketat dengan penuh warna. Panel-panel  yang berukuran layaknya pembuka ruangan terlihat kokoh walaupun sekilas tampak melayang. Iya, puluhan daun pintu kayu berpelitur  mengucapkan selamat sarapan pada saya. Saya kemudian teringat pada rumah Joglo  nenek yang masih bersisa beberapa bagian saja, termasuk daun pintu. Sedikit berbeda pada beberapa ukiran dan warna semata memang namun senada dalam keunikan. Bahan utama kayu lawasan dengan pola serat kayu juga menjadi penghubung tentunya.

Resepsionis. Doc:Pribadi

Saya tak yakin jika kayu lapuk   benar-benar menjadi bahan pernak-pernik di Citrus Restaurant. Memang sepintas polesan warna alami lembut yang terpilih melapis mereka, tentu dengan maksud visual tertentu. Tentu sisi keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung sudah diperkirakan sebelum pemilihan daun pintu kayu tersebut. Tentu saja tanpa kusen namun lengkap dengan rangka dan  Jalousie (kisi-kisi) yang awalnya berfungsi sebagai alternatif  ventilasi. Benar-benar bertema Vintage.

Bagaimana bisa penggunaan daun pintu kayu lawasan jadi salah satu unsur branding kekinian yang identik pada kaum muda? Penggunaan interior vintage yang dipadukan dengan furniture maupun desain ruang modern menurut saya memberikan kesan dinamis tanpa meninggalkan unsur klasik. Kesan modern, dinamis, penuh warna dengan bentuk yang tak biasa menjadi ketertarikan bagi anak muda.

Suasana restouran. Doc:Pribadi

Penggunaan tema tersebut memang sedang melanda banyak tempat bisnis, dan memang berhasil pada pembentukan image kekinian. Para pengunjung banyak yang kemudian sibuk mengabadikan interior tersebut termasuk kamera saya, atau sekedar menanyakan pada pegawai yang mengenakan seragam polo orange. Warna yang memberi kesan segar, muda dan semangat. Oya mereka memakai celana berbahan jeans yang tentu sejalan dengan segmen tamu yang dituju, yaitu kaum muda khususnya traveler.

Dekorasi. Doc:Pribadi

Interior berbahan kayu juga bisa didapat di counter resepsionis, membentuk dekorasi yang unik menurut saya. Balok-balok kayu dibentuk dan ditata dengan pola tertentu hingga unsur seni terlihat. Pemilihan warna lembut interior dipadu dinding hitam menjadi dominan.  Saat saya menanyakan pada  Sylvia Oktorina selaku senior sales manager, benar dikonfirmasi kalau branding kekinian menjadi tujuan ahkir.

Berhubung saya termasuk penggemar mi, maka menu yang saya pesan pertama adalah Mie Ayam. Memang membutuhkan beberapa menit karena disajikan fresh langsung dari dapur Citrus Restaurant. Ditemani perbincangan sembilan blogger, dan segelas Wedang Secang yang keduanya membuat sabtu pagi 23 September 2017 saya menjadi berwarna.

Menu sarapan. Doc:Pribadi

Setelah mencicipi Mie Ayam yang tersaji, ternyata saya suka kaldu yang terasa. Begitu juga olahan daging ayamnya yang bumbunya meresap, dan tertinggal di indera pencecap. Memang sedikit terasa kelebihan garam untuk saya yang penyuka makanan yang manis, tapi tetap enak terutama mie yang menggunakan mie telur bukan mie basah. Selain disediakannya empat jenis teh yang bisa diseduh sendiri, tersedia juga di meja buffet beraneka kopi serta minuman yang lain. Saya mengambil segelas jus Jambu Biji yang menuntaskan dahaga setelah menyantap jajan pasar.

Lobi dan Ballroom. Doc:Pribadi

Ajakan untuk menyusuri koridor, fasilitas, dan dua kamar dari  99 kamar yang tersedia membawa saya melihat interior yang menarik lagi. Beberapa ruangan kembali menggunakan interior daun pintu kayu lawasan walaupun tidak menempel di langit-langit. Penggunaan warna cerah juga mendominasi koridor, serta interior dalam kamar. Cocok untuk para traveler muda yang memang suka akan petualangan dan warna-warni dunia.Saya sendiri menjadi tertarik untuk menikmati malam di Tjokro Style hotel dan tiga brand Tjokro yang lain, di mana dikelola dengan baik oleh SAS Hospitaly di enam lokasi startegis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline