Sehelai demi sehelai, hasil pertemuan ibu jari dengan ujung telunjuk berhasil diselesaikan dengan mudah. Sepotong daging bebek bakar kali ini lebih empuk daripada yang dihidangkan di warung lain. Saya tidak memerlukan pisau ataupun garpu. Daging bebek sendiri mempunyai khasiat yang baik bagi kesehatan antara lain: menambah jumlah sel-sel darah merah, menyuburkan rambut, mengaktifkan system syaraf dan karena alasan tersebut di samping kelezatan hasil olahan daging bebek, maka banyak rumah makan yang berlomba menyajikannya dalam menu andalan mereka.
Daging bebek cenderung mengeluarkan aroma lebih amis, dan susah diolah bila dibandingkan dengan daging yang lain. Pengolahan yang salah baik metode pembersihan maupun saat memasak, maka daging bebek akan cenderung liat bila digigit. Saya sendiri sering mendapati sajian daging bebek kurang sesuai selera. Pencarian saya akan rumah makan atau hotel yang menyajikan olahan bebek dengan nikmat, dan empuk terus berlanjut.
Saat mendapati ada menu Bebek Bakar di Bebakaran Alun-Alun Utara maka serta merta saya memesan, ditemani nasi hangat tentu saja. Sebenarnya rumah makan yang buka mulai pukul 09.00 sampai 22.00 WIB ini tidak hanya menyajikan olahan daging bebek saja. Tetap dalam tema yang sama yaitu, "Bakar Habis" tentu saja, namun menggunakan daging ayam, ikan, dan cumi. Bagi penyuka lele dan Sate Bakso Ikan maka anda datang ke tempat yang tepat. Menu yang terahkir saya sebutkan direkomendasikan untuk pengemar lauk pauk pedas. Sesuai namanya, maka bahan utamanya adalah bakso ikan yang dikombinasikan dengan bumbu sambal balado.
Es Jeruk Nipis sudah terlebih dahulu diantarkan ke meja lesehan yang saya pilih. Bebakaran memang menyediakan dua tipe tempat penyajian. Kursi, dan meja diletakan di joglo utama, sedangkan meja lesehan di joglo samping kanan. Keduanya menyajikan suasana yang berbeda namun tetap nyaman. Layar kaca siap menghibur pelanggan sambil menunggu hidangan tersaji.
Saya yakin kalau tidak bercakap-cakap dengan teman, maka akan tertidur karena desau angin. Alun-Alun Utara dengan dua beringin utama di tengah tanah lapang pelataran kraton, memang menghadirkan suasana sejuk. Bebakaran sendiri memang terletak di samping Museum Sonobudoyo yang mempunyai pohon Beringin rindang.
Saat pesanan saya berupa Bebek Bakar sudah mendarat manis di meja, maka tak memerlukan waktu lama untuk menyantapnya. Ca kangkung serta Jamur Tumis juga menjadi alasan untuk mengulang meletakan nasi dari bowl. Tempe dan tahu yang juga disajikan dengan tehnik bakar juga tak lupa saya cicipi. Saya memang menyukai lauk pauk yang dibakar lebih dahulu. Sayangnya saya tak mempunyai kesempatan mengabadikannya, terburu perut mulai tidak sabar.
Salah satu hal yang menarik lainnya adalah warung ini merupakan salah satu bentuk usaha yang dikelola Unit usaha warung KASGA. Di sebelah kiri warung sudah berdiri bangunan kesekretariatan Keluarga Alumni SMP Negeri 3 Yogyakarta (KASGA). Jadi dapat disimpulkan bahwa saat kita menikmati hidangan di Bebakaran Alun-Alun Utara maka secara otomatis kita membantu perkembangan dari UMKM. Kapan kita ke Bebakaran Alun-Alun Utara lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H