Menurut KBBI, Pancasila adalah dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila.
Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Para pendiri bangsa tentunya juga tidak serta merta memilih pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.
Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, tidak hanya menjadi panduan dalam mengatur sistem pemerintahan saja, tetapi Pancasila juga mencerminkan nilai-nilai yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini pada anak-anak. Pendidikan karakter yang bersumber pada Pancasila tidak hanya akan membantu membangun karakter yang kuat, tetapi juga dapat membangun masa depan yang lebih baik untuk bangsa ini.
Nilai-nilai Pancasila sendiri terdiri dari lima pilar utama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Lalu bagaimana cara menanamkan nilai-nilai Pancasila untuk dapat memperkuat karakter anak-anak dalam membangun bangsa?.
Pertama, terkait dengan sila pertama Pancasila. Salah satu nilai Pancasila yang harus ditanamkan sejak dini adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hal ini, bukan hanya tentang memperkenalkan anak-anak pada agama tertentu, tetapi juga membangun kesadaran dan rasa cinta terhadap tanah air, rajin beribadah, dan saling menyayangi antar sesama, terutama antar umat beragama sesuai dengan yang diajarkan pada agama.
Kedua, nilai-nilai Pancasila juga mencakup aspek kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini sesuai dengan nilai sila Pancasila yang kedua. Anak-anak perlu diajarkan untuk bertindak adil, jujur, dan memiliki etika. Mereka harus memahami pentingnya menghargai sesama, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan menghindari diskriminasi dan kekerasan.
Persatuan Indonesia adalah salah satu pilar penting dalam Pancasila, yaitu pada sila ketiga. Untuk membangun bangsa yang kuat, anak-anak perlu diajarkan tentang pentingnya kerukunan dan toleransi antarindividu dari berbagai latar belakang budaya, agama, suku, dan bahasa. Mereka perlu memahami bahwa keberagaman merupakan sesuatu hal yang tidak perlu diperdebatkan ataupun diributkan, melainkan sesuatu hal yang perlu diakui keindahan akan keragaman tersebut. Melalui pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai ini, anak-anak akan tumbuh menjadi warga negara yang menghormati perbedaan dan akan tumbuh menjadi anak yang dapat berkontribusi dalam menciptakan perdamaian, kerukunan, dan keharmonisan.
Pancasila juga mengajarkan tentang kepemimpinan dan permusyawarahan yang bijaksana sesuai pada sila Pancasila yang keempat. Anak-anak perlu diajarkan tentang pentingnya menjadi pemimpin yang adil, mampu mengambil keputusan yang tepat, serta bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat. Mereka harus diajarkan untuk memimpin, mengesampingkan kepentingan pribadi, mengutamakan kepentingan bersama, dan mengedepankan nilai-nilai musyawarah dan mufakat, serta keadilan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Selain itu, sesuai dengan sila Pancasila yang kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah salah satu tujuan dari Pancasila. Anak-anak perlu diajarkan untuk peduli terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain di sekitar mereka. Melalui kegiatan sosial, seperti bakti sosial, penggalangan dana, atau membantu masyarakat yang membutuhkan, anak-anak akan belajar tentang empati, kepedulian, dan rasa tanggung jawab.
Untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak-anak, perlu adanya keterlibatan semua pihak. Baik itu dari pihak keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Keluarga memiliki peran yang sangat penting sebagai pihak pertama dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak-anak. Orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk menyediakan pendidikan yang mencakup pembelajaran tentang Pancasila, serta melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang memperkuat nilai-nilai tersebut. Masyarakat juga dapat mendukung pendidikan Pancasila melalui kegiatan komunitas dan memberikan teladan yang positif kepada anak-anak.