Lihat ke Halaman Asli

Analisis Drama Pada Teater "Itu Hukum Apa?" Hukum Di Negeriku Menggunakan Objek Kajian Stilistika

Diperbarui: 25 Desember 2022   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Analisis drama menggunakan kajian stilistika dalam drama yang sudah dipentaskan, yaitu pementasan teater "ITU HUKUM APA?", Hukum di negeriku ( 

 
Pada analisis drama yang sudah dipentaskan  dengan judul teater "ITU HUKUM APA?", Hukum di negeriku ini menggunakan kajian stilistika. Dalam drama ini pun objek kajian stilistika yang digunakan adalah nada dan suasana serta pemajasan.

Selain itu, dalam analisis drama dengan judul teater "ITU HUKUM APA?", Hukum di negeriku ini, bagian yang menarik, yang akan dianalisis yaitu pada bagian pertama saat dialog antara koruptor 1, koruptor 2, istri 1 dan istri 2.

Berikut transkripsi dialog antara koruptor 1, koruptor 2, istri 1 dan istri 2 pada pementasan bagian/sesi pertama dalam teater "ITU HUKUM APA?", Hukum di negeriku.

Koruptor 1    : "Hahaha...... Saya ingin berbicara sebentar. Sebenarnya koruptor itu tak selamanya buruk.

Koruptor 2    : Ya betul sekali, koruptor itu sangat mulia sekali"

Koruptor 1    : "Betul sekali, jika tidak ada koruptor, KPK pun tidak bekerja"

                   dan memakan gaji buta".

Koruptor 2     : "Juga berita di TV-TV pun, tidak ada yang terhangat dan terkini."

Istri 1          : "Betul sekali papi, kan mami juga harus belanja berlian, pedicure manicure dan

                   beli tas yang limited edition dari hasil korupsi"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline