Lihat ke Halaman Asli

Vidya Difa

Mahasiswa KKN RDR Angkatan 77

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Mengadakan Pelatihan Membuat Kerajinan dari Kain Perca Menjadi Konektor Masker

Diperbarui: 16 November 2021   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semua barang bekas atau yang sudah tidak terpakai, dapat menjadi manfaat saat kreativitas hadir. Saat pandemi ini, masker menjadi barang yang sangat penting untuk selalu ada dimanapun dan kapanpun. Namun, tidak semua masker ramah digunakan untuk wanita berhijab. Untuk itu, diperlukan tali atau konektor agar masker dapat terhubung tanpa harus membuka atau menyelipkan masker ke telinga yang membuat tatanan hijab dan rambut keluar atau berantakan.

Konektor masker saat ini lumayan populer digunakan bahkan yang tidak mengenakan hijabpun menggunakan barang ini. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Reguler Dari Rumah Angkatan 77 melakukan pelatihan kepada ibu-ibu Desa Tambangan untuk membuat kerajinan dari kain perca sebagai ide jualan atau berwirausaha. 

Bersama dengan lima orang ibu-ibu, kerajinan ini dibuat menggunakan kain perca dan karet bekas yang masih kuat, jarum dan benang untuk menjahit konektor secara manual atau tanpa mesin jahit. Kemudian kain dilipat kedalam lalu dijahit, dilanjutkan dengan memasang karet di dalam kain lalu masukkan kain beserta karet keluar agar jahitan tadi masuk kedalam menggunakan lidi batang, selanjutnya tutup kain yang masih terbuka dan yang terakhir jahit kancing untuk pengait konektor. Dan konektor dari kain perca sudah siap digunakan.

Pemanfaatan kain perca ini dapat menjadi ide jualan dengan modal yang sedikit walaupun membuatnya harus memiliki ketelitian dan kesabaran namun, konektor ini mudah untuk dipraktekkan dan tentunya dapat menghasilkan pundi-pundi uang yang cukup pula.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat dan dapat mengisi waktu luang dengan membuat konektor, lalu saya juga bisa membuatnya dengan celana atau baju bekas saya yang tidak terpakai.” kata Mur (51) salah satu ibu-ibu Desa Tambangan yang mengikuti pelatihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline