Lihat ke Halaman Asli

vidia yusneli

Mahasiswa

Pertumbuhan Ekonomi Asia Timur Semakin Menurun?

Diperbarui: 6 Februari 2024   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah proses dari perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di suatu negara secara berkesinambungan untuk menuju keadaan yang dinilai lebih baik selama jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi banyak digunakan sebagai salah satu indikator/tolak ukur pokok untuk melihat perekonomian suatu negara. Definisi pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan variabel Gross Domestic Product (GDP) atau Gross National Product (GNP), di mana peningkatan itu tidak dibandingkan jikalau lebih besar atau kecil daripada tingkat pertumbuhan penduduk, serta jika terjadi perubahan pada struktur perekonomian atau perbaikan sistem kelembagaan. Pertumbuhan ekonomi yang banyak digunakan saat ini pada umumnya dicerminkan melalui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah jumlah nilai tambah (added value) yang dihasilkan dari semua unit usaha di suatu wilayah, atau juga merupakan nilai total akhir barang dan jasa yang dibuat oleh seluruh unit ekonomi. Pada kali ini, penulis akan membahas tentang pertumbuhan ekonomi di Asia Timur. Pertumbuhan di negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik (EAP) diproyeksikan akan semakin pesat pada tahun 2023 dengan dibukanya kembali ekonomi China, sementara laju pertumbuhan di sebagian besar negara lain di kawasan ini diperkirakan akan melambat setelah mengalami penguatan tahun lalu, menurut laporan Bank Dunia hari Kamis. Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik ada pada kisaran 5 persen pada 2023. Namun, pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan pada semester II-2023. Pada 2024, pertumbuhan ekonomi kawasan ini diprediksi 4,5 persen. Berdasarkan East Asia and Pacific October 2023 Economic Update, pertumbuhan ini lebih tinggi dari rata-rata semua negara emerging market dan negara berkembang lainnya. Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Manuela V Ferro menjelaskan, kawasan Asia Timur dan Pasifik tetap menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat dan paling dinamis di dunia, meskipun pertumbuhannya sedang. "Dalam jangka menengah, mempertahankan pertumbuhan yang tinggi memerlukan reformasi untuk mempertahankan daya saing industri, mendiversifikasi mitra dagang, dan membuka potensi peningkatan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja di sektor jasa," kata dia dalam konferensi pers bertajuk World Bank East Asia and Pacific Economicc update Oktober 2023, Senin (2/10/2023). Dikatakan pertumbuhan di China diproyeksikan sebesar 5,1 persen pada 2023, lebih cepat dari 3 persen pada 2022. Namun, pertumbuhan di wilayah lainnya diperkirakan akan melambat menjadi 4,6 persen pada 2023 dari 5,8 persen pada 2022, dan turun dari proyeksi 4,9 persen pada April 2023. Perekonomian Pasifik diperkirakan akan terus berlanjut berkembang pada 2023, dengan pertumbuhan diproyeksikan sebesar 5,2 persen rata-rata pada 2023. Wilayah Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan tumbuh sebesar 4,5 persen pada 2024. Faktor dalam negeri kemungkinan besar akan menjadi dominan pengaruhnya terhadap pertumbuhan di China, sedangkan faktor eksternal akan memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap pertumbuhan di sebagian besar negara lainnya di kawasan tersebut. Pertumbuhan ekonomi di China diproyeksikan melambat menjadi 4,4 persen pada 2024, seiring kebangkitan kembali dari pembukaan kembali perekonomian memudar dan dua masalah terdekat, seperti peningkatan utang dan kelemahan di sektor properti, serta faktor-faktor struktural jangka panjang yang membebani pertumbuhan. Sementara pertumbuhan ekonomi di wilayah lainnya di kawasan tersebut diperkirakan akan meningkat 4,7 persen pada 2024, seiring dengan pelonggaran kondisi keuangan global dan pemulihan ekonomi global mengimbangi dampak perlambatan pertumbuhan di China. Namun hal ini masih dapat diperbaiki dengan melalui sektor jasa dapat memainkan peran yang besar dalam mendorong pembangunan di wilayah, yang dikenal dengan pertumbuhan yang didorong oleh sektor manufaktur. Kemudian, difusi teknologi digital dan reformasi layanan juga dapat meningkatkan kinerja perekonomian. Kombinasi antara reformasi layanan dan digitalisasi tidak hanya menciptakan peluang-peluang baru, namun juga meningkatkan kapasitas masyarakat untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline