Karakteristik kepribadian anak merupakan buah hasil dari pola asuh dan penanganan yang baik dari peran kedua orang tua. Ketika anak hanya mendapatkan salah satunya, maka sudah jelas terjadi ketidakseimbangan. Konsep fatherless sendiri dapat diartikan sebagai tidak adanya sosok ayah dalam proses pengasuhan, terbengkalainya pelaksanaan tugas pengasuhan atau tidak terpenuhi. Kemudian dikenal dengan istilah "fatherless", "father absence", "father loss" atau "father hunger" (Yulinda, 2018). Mereka punya ayah, tapi tidak punya ayah. Smith (2011) dalam Yulinda mengemukakan bahwa seseorang dikatakan memiliki kondisi fatherless apabila ia tidak mempunyai ayah atau tidak ada hubungan dengan ayahnya, karena masalah perceraian atau perkawinan orang tua (Yulinda, 2018).
Dalam beberapa kasus, anak-anak mengalami fatherless karena ayahnya telah meninggal dunia, namun banyak juga anak-anak yang memiliki ayah secara fisik namun sekaligus menjadi fatherless secara psikologis. Dalam kasus ini, peran ibu mengasuh anak di rumah dan ayah bekerja mencari nafkah dalam pola asuh tradisional di Indonesia perlu ditinjau lebih lanjut. Hal ini dikarenakan sebenarnya ayah memberikan kontribusi penting terhadap tumbuh kembang anak, pengalaman bersama ayah akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasa nanti. Ayah mempunyai pengaruh dalam beberapa bidang khusus perkembangan anak, yaitu mengajarkan kebebasan, memperluas pandangan anak, disiplin yang tegas, dan teladan laki-laki. Seolah tugas ayah hanya bekerja dan tugas ibu mengasuh. Padahal, proses pengasuhan anak sebaiknya dilakukan secara bersama-sama, ayah dan ibu mempunyai peran penting masing-masing dalam proses pengasuhan anak.
Allen & Daly (dalam Wijayanti dan Fauziah, 2020) merangkum berbagai hasil penelitian tentang dampak keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak.
- Pengaruh pada perkembangan kognitif. Anak yang ayahnya terlibat dalam pengasuhan biasanya menunjukkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi dibanding anak lain, mampu memecahkan masalah secara lebih baik dan menunjukkan inteligensi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak yang ayahnya tidak terlibat dalam pengasuhan.
- Pengaruh pada perkembangan emosional. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak berhubungan secara positif dengan kepuasan hidup anak, anak lebih sedikit depresi, anak lebih sedikit mengalami tekanan emosi dan lebih sedikit merasakan ekspresi emosional negatif seperti takut dan rasa bersalah.
- Pengaruh pada perkembangan sosial. Keterlibatan ayah secara positif berhubungan dengan kompetensi sosial anak dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, mempunyai hubungan dengan teman sebaya yang positif, menjadi popular dan menyenangkan, anak termasuk dalam kelompok teman yang sebayanya dengan minim agresivitas ataupun konflik dan biasanya memiliki kualitias pertemanan yang positif.
- Penurunan perilaku negatif. Keterlibatan ayah berfungsi untuk melindungi diri anak dari perilaku menyimpang dan berhubungan rendah dengan penggunaan obat-obatan terlarang di masa remaja, membolos, mencuri, dan meminum minuman keras.
Lerner (dalam Yulinda 2018) menyatakan, tidak adanya peran penting ayah akan berdampak pada rendahnya harga diri ketika ia dewasa, marah, malu karena berbeda dengan anak lain dan tidak bisa memiliki pengalaman bersama dengan ayah yang dirasakan oleh orang lain. anak-anak. Hilangnya peran ayah juga menyebabkan seorang anak merasa kesepian, iri hati, dan sedih, dan kehilangan yang sangat besar, disertai dengan rendahnya pengendalian diri, rendahnya inisiatif pengambilan risiko, dan kesejahteraan psikologis yang rendah. Mereka juga mempunyai kecenderungan untuk mengalami neurotik, terutama pada anak perempuan. Akibat psikologis yang dirasakan anak berdampak pada penyimpangan perilaku dan ketidakbermaknaan hidupnya. Anak yang mengalami kondisi fatherless pada laki-laki cenderung lebih tidak bahagia, sedih, depresi, bergantung pada anak, dan hiperaktif. Menurut mott juga (dalam Yulinda, 2018) anak perempuan yang tumbuh tanpa ayah lebih cenderung menjadi terlalu bergantung dan mempunyai masalah internalisasi seperti kecemasan dan depresi.
Sosok ayah memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan anak, pengalaman yang dibagikan oleh ayah, akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasa nantinya. Peran perilaku orang tua mempengaruhi perkembangan dan kesejahteraan anak serta transisi menuju masa remaja. Tentu saja hal ini tidak bisa dianggap remeh, karena peran ayah sangat penting dan berdampak pada perkembangan psikologis anak dan remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H