Lihat ke Halaman Asli

Kemasan Manis Eks HTI yang Berbahaya

Diperbarui: 1 Maret 2024   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.jpnn.com

Satu tahun terakhir ini kita patut berbangga karena angka kasus radikalisme dan terorisme di Indonesia nyaris nol kasus. Beberapa pengangkapan terduga terorisme memang terjadi untuk mengantisipasi aksi mereka sebelum teror dilakukan.

Yang menarik adalah ada peningkatan ekskalasi kegiatan yang dilakukan oleh organisasi yang sudah dilarang oleh pemerintah yaitu organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Organiasi yang berorientasi pada intoleransi dan radikal ini sudah dilarang untuk berkegiatan di Indonesia pada tahun 2017.

Alasan utama pemerintah membubarkan organisasi massa ini karena ormas ini dianggap tidak melaksanakan peran positif  untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan guna mencapai tujuan nasional. Ormas ini juga dianggap sebagai anti Pancasila yang menjadi dasar dan falsafah negara kita.

Selain itu, kegiatan yang dilakukan oleh HTI dianggap menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat. Jika ormas ini dibiarkan untuk berkegiatan maka benturan antar masyarakat akan lebih sering terjadi. Padahal, takdir bangsa kita majemuk namun harmoni. Jika benturan terus menerus terjadi dan dibiarkan maka akan membahayakan keutuhan Negara Republik Indonesia.

Namun, pelarangan dan pembubaran  pada tahun 2017, ternyata tidak berarti faham yang mereka anut itu mati. Mereka masih berusaha dengan segala cara untuk tetap menyebar menerima faham mereka yang berisi propaganda ideologi radikal dan kekerasan.

Mereka menyusup ke kampus dan sekolah menengah hingga sekolah dasar,. Mereka memiliki kader yang mengajar kegiatan Rohani Islam (rohis), atau jika di kampus, lembaga yang mereka susupi adalah lembaga dakwah kampus.

Salah satu kegiatan HTI yang ramai diperbincangkan adalah  kegiatan yang dilakukan para eks eksponen HTI yaitu bertajuk Metamorfoshow; It's Time to be One Ummah". Mereka melakukan kegiatan itu menggunakan pola yang khas HTI yaitu memakai cover peringatan Isra Miraj. Ormas ini memang seringkali bisa dan tega melakukan apa saja asal tujuan mereka tercapai termasuk jika harus melakukan kekerasan.

Memang, acara yang berlangsung di TMII memang tidak ada insiden, namun nilai-nilai yang ditanamkan mereka ke 1200 peserta yang hadir tidak bisa dianggap remeh. DNA kekerasan mereka, mereka tularkan kepada para pemuda masa depan bangsa.

Ini tantangan kita semua. Kita harus lebih waspada dengan gerakan ini sebagaimana kita juga waspada kepada gerakan teroris terbuka yang mengancam keaulatan NKRI.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline