Siapapun yang berusaha tentunya akan menerima imbalan dari usahanya. Begitu pula dengan perusahaan yang menjalankan roda usahanya, pada akhirnya akan sampai pada tujuannya. Dimanakah tujuan akhir perusahaan ? Tujuan akhir nya adalah pada titik tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan perusahaan. Secara alamiah tingkat kepuasan manusia tidak ada cukupnya, maka perusahaan pun akan terus berupaya untuk mencapai tingkat keuntungan sebesar-besarnya.
Namun, bagaimanakah pemilik usaha dapat mengukur kinerja perusahaan dan menilai seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan ? Jawabannya ada pada sebuah laporan yang menjabarkan semua informasi keuangan maupun non keuangan perusahaan selama satu periode, laporan tersebut dinamakan laporan keuangan. Mungkin, pada mulanya laporan keuangan hanya sebatas angka-angka yang bisa minus atau plus, naik atau turun. Hingga terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.
Perkembangan zaman di era globalisasi memunculkan tuntutan berbagai macam kebutuhan. Begitu pula dengan kebutuhan informasi para pengguna laporan keuangan. Para pengguna disini merupakan pihak yang memiliki kepentingan atas laporan keuangan, seperti pemilik, investor, rekan kerja, kreditor, sampai dengan pelajar. Laporan keuangan berevolusi hingga menjadi seperti sekarang ini. Penampakanya disajikan dalam bentuk laporan numerik dengan tambahan informasi bersifat narasi.
Narasi dalam laporan keuangan menjabarkan informasi secara lebih rinci dan jelas terkait setiap peristiwa ekonomi di perusahaan. Dengan hal ini dipastikan akan berdampak langsung pada meningkatnya pemahaman para pengguna terkait isi dalam laporan keuangan. Peningkatannya dapat berupa pemahaman dalam sektor usaha, strategi bisnis, kinerja perusahaan dan prospeknya di masa akan datang (PWC, 2017 dalam Conway & Byrne, 2018).
Dimanakah para pengguna dapat menemukan laporan naratif ? Laporan ini terdapat pada bagian catatan atas laporan keuangan. Poin-poin yang dijelaskan berupa kebijakan akuntansi entitas, penjelasan terkait angka neraca, dan informasi-informasi yang tidak bisa dicantumkan dalam lembar muka laporan keuangan.
Mengapa laporan naratif disajikan ? jawabannya adalah pada latar belakang adanya informasi. Informasi timbul karena keinginan untuk mengungkapkan suatu kejadian atau peristiwa. Sama hal nya dengan alasan tersebut laporan naratif timbul atas dasar pengungkapan. Pengungkapan diartikan sebagai semua isi didalam laporan keuangan, tidak termasuk informasi diluar laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen mengenai pernyataan publik (Suwardjono, 2011). Secara garis besar pengungkapan merupakan penerbitan informasi.
Besarnya pengungkapan sangat berpengaruh terhadap asimetri informasi, karena para pengguna atau pihak yang terkait memperoleh lebih banyak informasi mengenai perusahaan. Keputusan yang diambil oleh para pengguna juga diharapkan akan lebih baik. Tingkat pengungkapan juga mencerminkan seberapa transparan perusahaan terhadap publik. Dengan transparansi akan membuat publik lebih yakin dan percaya pada perusahaan.
Pertanyaan terakhir adalah Bagaimanakah laporan naratif ? Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa, laporan naratif terdapat pada bagian catatan atas laporan keuangan. Pada catatan atas laporan keuangan mencakup didalamnya informasi tambahan yang dapat menjelaskan kejadian secara rinci dari suatu transaksi. Sebagai contohnya adalah kenaikan nilai aset yang bukan disebabkan oleh pembelian aset. Hal ini dapat terjadi, yang disebabkan oleh faktor lain contohnya faktor makro ekonomi yaitu inflasi. Kenaikan tingkat inflasi akan berdampak pada naiknya harga barang maka nilai aset perusahaan juga akan meningkat.
Daftar Pustaka
Conway & Byrne, 2018,. Contemporary Issues in Accounting, Corporate Reporting : From Numbers to Narrative.
Al. Amin Muhammad, 2018,. Filsafat Teori Akuntansi.
Hery, 2015,. Praktis Meyusun Laporan Keuangan; Cepat dan Mahir Menyajikan.
Suwarjono, 2011,. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga.