Lihat ke Halaman Asli

Tugas Prof Dr Apollo (Daito) : Keterkaitan Akuntansi dan Pasar Modal

Diperbarui: 12 April 2020   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada hakikatnya setiap manusia memiliki keinginan untuk memakmurkan diri mereka. Ukuran kemakmuran setiap orang berbeda-beda tergantung dari pandangan hidup mereka masing-masing. Begitu pula dengan investor dipasar modal, setiap investor memiliki pandangannya tersendiri terhadap jenis investasi yang akan dipilih. Tipe investor yang berani akan resiko cenderung akan memilih investasi yang dinilai akan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi, namun juga beresiko. Begitu pula sebaliknya, investor yang tidak ingin berspekulasi dan mengambil resiko cenderung akan memilih investasi yang aman dengan tingkat keuntungan yang biasa-biasa saja. Hal ini disebut dengan High Risk High Return Low Risk Low Return.

Umumnya di pasar modal, saham menjadi primadona bagi para spekulator. Mereka tidak segan untuk berinvestasi dengan jumlah besar, walaupun dinilai berisiko. Maka dari itu, referensi dibutuhkan bagi setiap investor yang akan berinvestasi. Salah satu referensi yang dapat menjadi acuan para investor untuk menilai kinerja saham adalah melalui informasi yang terdapat pada laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki perolehan laba yang tinggi pada laporan keuangannya, dinilai akan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi kepada investor.

Permasalahnya disini adalah sesuatu yang terlihat pada tampak luar tidak selalu sama dengan yang ada didalamnya. Contohnya pada laporan keuangan yang cantik tidak selalu dapat memberikan hasil berupa tingkat pengembalian sesuai ekspektasi investor. Kasus-kasus pun bermunculan yang salah satunya dilatar belakangi oleh tindakan kecurangan terhadap laporan keuangan.

Arens, 2005 mendefinisikan Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud) sebagai suatu tindakan penipuan berupa kelalaian yang disengaja yang menyebabkan salah saji dan dimaksudkan untuk mengubah persepsi atau mengelabui penggunanya terhadap informasi yang ada dalam laporan keuangan.

Kasus manipulasi laporan keuangan yang pernah terjadi di Indonesia, salah satunya pernah dialami oleh PT. Kimia Farma tbk. Menurut Kementerian BUMN dan Bapepam, adanya kejanggalan atas laba bersih yang dilaporkan PT. Kimia Farma tbk di tahun 2001, karena dinilai terlalu besar yaitu sebesar Rp. 132 miliar. Sehingga laporan keuangan PT. Kimia Farma tbk tahun 2001 diputuskan untuk disajikan kembali. Hasil temuan audit menyatakan bahwa adanya kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan PT. Kimia Farma. Pengadilan pun memutuskan bahwa Mantan Direksi PT. Kimia Farma terbukti bersalah atas dugaan penggelembungan laba bersih pada laporan keuangan tahun 2001.

Pada kasus diatas,  secara tidak langsung profesi akuntan turut mempunyai andil atas terjadinya fenomena tersebut. Dimana akuntan bertugas untuk memverifikasi laporan keuangan perusahaan dan memastikan bahwa informasi yang ada dilaporan keuangan layak untuk digunakan bagi penggunanya. Garis merah yang dapat kita ambil adalah kejujuran dan etika bisnis penting bagi emiten dan pihak yang terkait atas pelaporan keuangan.

Pembelajaran untuk para investor terhadap kasus ini, maka disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor fundamental lain yang terkait untuk memprediksi kinerja saham. Dengan menjadi investor yang pintar maka akan mengurangi ketidakpastian yang ada di pasar modal.  

Daftar Referensi

Dr.Harnovinsah,Ak.,CA, Dr. Istianingsih Ak, CA. CSRS,. Modul Akuntansi Keuangan Kontemporer TM 4. Universitas Mercubuana.

Arens, Alvin A., and James K. Loebbecke,. 2005. Auditing an Integrated Approach.

https://www.kompasiana.com/www.bobotoh_pas20.com/5535b4d46ea8349b26da42eb/kasus-kimia-farma-etika-bisnis




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline