“Kakaaak”
Begitulah aku memanggilmu.
Dan engkau akan membalasnya dengan sebutan “adek”.
Begitu sederhana. Sesederhana jiwamu.
Kesederhaan itulah yang akan selalu terkenang.
Kakaaak,
Aku masih saja menangis saat mengenangmu.
Aku selalu terkenang pesan-pesan singkatmu.
Aku selalu teringat kerupuk kesukaanmu.
Lalu tersadar bahwa kamu telah tiada.
Kakaaak,