Lihat ke Halaman Asli

Keajaiban Wakatobi (Kepulauan Tukang Besi)

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14278484271587443379

KEAJAIBAN WAKATOBI ( KEPULAUAN TUKANG BESI ).

Oleh : Viddy AD Daery *) budayawan,penulis novel “Pendekar Sendang Drajat”

Pada Desember 2008, saya mendapat undangan khusus dari Panitia Seminar Internasional Tradisi Lisan Nusantara atau LISAN VI yang diselenggarakan oleh Asosiasi Tradisi Lisan ( ATL ) bekerjasama dengan Pemkab Wakatobi. Saya diundang sebagai pemakalah undangan. Karena saya sedikit banyak, pakar folklor Lamongan, maka saya membuat makalah mengenai beberapa folklor Lamongan yang bisa menyumbang materi sejarah nasional,misalnya cerita rakyat mengenai kelahiran Gajah Mada dari daerah Modo,Lamongan,juga folklor mengenai Empu Suro dan Empu Supo,pembuat keris “Nogososro-Sabuk Inten” dari daerah Sendang Duwur,serta folklore mengenai Ki Ageng Brondong yang menurunkan adipati-adipati Surabaya.

Tetapi ternyata makalah saya dihilangkan oleh panitia,sehingga saya tidak jadi tampil membawakan makalah.Seharusnya saya kecewa berat,tetapi ajaibnya,karena keindahan Wakatobi yang bagaikan surga kahyangan, maka kekecewaan saya musnah begitu kapal mulai mendekati perairan Wakatobi yang indah bening bagai kaca.

Pertama-tama,saya dikejutkan oleh banyak “ikan terbang”. Sejak kecil saya melihat gambar ikan terbang di korek api di dapur ibu saya,kemudian ketika dewasa melihat di permainan animasi di layar Indosiar,karena itu ikan terbang Wakatobi disebut “ikan Indosiar”.

Tetapi kukira itu semua hanya khayalan atau cerita rakyat. Ternyata ikan itu benar-benar ada dan hanya di Wakatobi saya melihatnya, padahal saya sudah pernah mengarungi beberapa perairan,misalnya naik kapal dari Jakarta ke Batam dan dari Jakarta ke Pontianak, tetapi tidak pernah berjumpa ikan terbang, yang memang terbang puluhan meter jauhnya.

Setelah itu, semakin mendekati pantai malah banyak sekali ikan lumba-lumba yang meloncat-loncat…waahhh…seisi kapal berteriak-teriak gemuruh.”Ini bukan Dufan Ancoool, ini nyata di lauuuut!!!”

Menjelang merapat di pantai yang indah bagai di “Film Blue Lagoon”, masih ada lagi yaitu ikan berdiri dan menari….wuaah…ini betul-betul surga…apalagi Panitia lokal Wakatobi mengerahkan remaja-remaja cantik menyambut kami, mengalungkan “kain buton” dan kami diantar dengan mobil-mobil dinas ke hotel,tapi sebelumnya mampir dulu di restoran laut menikmati aneka makanan laut,wuaaah…nggak jadi pemakalah “nggak patheken deeeh!”.

TUKANG BESI

KabupatenWakatobiterletak dikepulauanJazirah Tenggara pulau Sulawesi dan bila ditinjau dari peta Propinsi Sulawesi Tenggara secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 5.000 – 6.250 Lintang Selatan ( sepanjang ± 160 km ) dan membentang dari Barat ke Timur diantara 123.340 - 124.640 Bujur Timur ( sepanjang ± 120 km ).

Destinasi kali ini akan mengusik jiwa petualang anda. Sebuah kawasan yang masih terbilang masih asli menawarkan perjalanan yang tak terlupakan. AdalahKepulauanTukangBesi, sebuah gugusankepulauanyang terdiri dari empat pulau besar dengan luas sekitar 821 km2. Empat pulau besar tersebut adalah Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko yang oleh masyarakat setempat biasa diakronimkan sebagaiWAKATOBI.

Sebagaimana namanya,TukangBesi,kepulauanini memang terkenal dengan pembuatan keris tradisional yang indah dan tetap diproduksi hingga sekarang. Gugusankepulauanini memiliki alam yang masih asli, tenang dengan air laut yang segar, gua-gua bawah laut yang saling berdekatan satu sama lain yang disuguhkan khusus untuk pecinta alam sejati. Bisa dikatakan bahwa wilayah ini merupakan kawasan wisata taman laut pertama di Indonesia .

Meski menyelam bisa dilakukan setiap saat, tetapi bulan April dan Desember adalah bulan yang paling baik untuk melakukan penyelaman karena cuacanya sangat bagus. Di samping menyelam dan snorkling di pantai juga disediakan khusus motor selam, tour snorkling dan penjelajahan dikepulauan. Sebuah kawasan kecil yang berlokasi di samping pulau Tomia seluas 8 km2, bernama Pulau Tolandona (Pulau Onernobaa) memiliki keunikan karena pulau ini dikelilingi taman laut yang indah.

Setelah menempuh perjalanan 5-6 jam dengan kapal cepat dari Kendari, Bau-Bau menjadi tempat transit berikutnya keWakatobi. Perjalanan tidak dapat langsung karena jadwal penyeberangan Bau-Bau-Wanci, pintu gerbangWakatobiterbatas. Lagi pula penyeberangan dengan kapal kayu sekitar satu hari akan sangat melelahkan. Jalur yang biasa dipakai dari Bau-Bau adalah perjalanan darat ke Lasalimu, kecamatan di sebelah tenggara Bau-Bau, sekitar 3 jam. Selanjutnya menyeberang keWakatobi. Itu pun jadwal penyeberangan sekali sehari, pukul 06.00.

Ada dua macam suku diKepulauanTukangBesi, yaituTukangBesiutara dan selatan. Total penduduk kedua suku tersebut kini mencapai kisaran 250.000 orang, tersebar di empat pulau besarWakatobi. Mata pencarian sukuTukangBesiadalah bertani. Makanan pokok mereka adalah ubi-ubian, yang biasa dibakar dan dimakan bersama ikan. SukuTukangBesiselatan juga termasuk rumpun suku Buton. Ketergantungan hidup mereka terletak pada hasil laut yang menjadi santapan sehari-hari.

Jika anda ingin berkunjung keWakatobi, pada bulan Juli-September ombak bisa setinggi gunung. Namun, bagi anda yang berjiwa petualang, ombak besar tidak menjadi halangan untuk mengunjungi gugusankepulauandi antara Laut Banda dan Laut Flores ini. Tapi bila anda ingin lebih ‚aman’, bulan Oktober sampai awal Desember merupakan pilihan terbaik menikmati keindahan diWakatobi. Begitulah beberapa pesan pendudukWakatobiyang ditemui di Kota Bau-Bau.

SebenarnyaWakatobitidak hanya mengandalkan transportasi laut dari Bau-BauatauLasalimu. Karena pemkab Wakatobi sudah membangun bandara,dan nantinya ( konon mulai tahun 2009  ) sudah bisa dimanfaatkan oleh pesawat-pesawat khusus.

WISATA TERUMBU KARANG.

KepulauanTukangBesimempunyai 25 gugusan terumbu karang yang masih asli dengan spesies beraneka ragam bentuk. Terumbu karang menjadi habitat berbagai jenis ikan dan makhluk hidup laut lainnya seperti moluska, cacing laut, tumbuhan laut. Ikan hiu, lumba-lumba dan paus juga menjadi penghuni kawasan ini. Kesemuanya menciptakan taman laut yang indah dan masih alami. Taman laut yang dinilai terbaik di dunia ini sering dijadikan ajang diving dan snorkling bagi para penyelam dan wisatawan. Sejak tahun 1996, kawasanWakatobiditetapkan sebagai taman nasional.

Kawasan wisata juga terdapat di Pulau Wangi-Wangi, Hoga, pulau di sebelah Kaledupa dan Binongko. Selain snorkling dan diving, aktivitas pariwisata lain yang bisa dinikmati adalah pemandangan pantai, menyusuri gua, fotografi, berjemur, dan camping.

Empat pulau besar diWakatobimemiliki karakteristik khusus, yakni setiap pulau merupakan satu wilayah kecamatan, kecuali Pulau Wangi-Wangi yang terdiri dari dua kecamatan. Wangi-Wangi, pulau pertama yang dijumpai saat memasuki KabupatenWakatobi, menjadi pintu gerbang dan paling dekat dengan Pulau Buton. Di sini terdapat pelabuhan besar yang melayani kapal barang dan penumpang di Desa Wanci. Nah, di desa Wanci yang merupakan ibukota Pulau Wangi-wangi atau malah ibukota Wakatobi itulah seminar diselenggarakan, tetapi aku lebih tertarik mengisi hari-hariku dengan berkeliling pulau yang masih perawan lebat dan asli,setiap hari berkelana ke seluruh sudut pulau,ditemani sahabatku Pak Audrey Tangkudung,produser berita dari Q-TV Jakarta…oooh Wakatobi…kapankah aku dapat berjumpa lagi denganmu secara lebih dekat dan menyelami kehidupanmu secara lebih mendalam?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline