Lihat ke Halaman Asli

Victorina Augusklamasia

Praktisi komunikasi pemasaran

Jalan-jalan di Batu Malang

Diperbarui: 26 November 2016   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar belakang kerlap kerlip lampu kota Malang di Jambuluwuk Batu Malang

Perjalanan ke kota Malang memakan waktu sekitar 1 jam 10 menit, mengudara dengan Batik Air disambut awan-awan bulan November yang cukup menggoyang-goyang pesawat demi untuk bertemu teman-teman di Malang.

Sesaat pilot mengumumkan untuk mendarat, hamparan dataran hijau dan pegunungan yang mengelilingi bandara menjanjikan keindahan kota ini  menjadi awal yang indah untuk memulai perjalan di kota Batu, Malang.

Selama perjalanan menuju Batu, kota wisata di Malang  pemandangan sangat indah, gunung-gunung  seperti raksasa yang sedang tidur berputar mengelilingi kota ini, hamparan kebun, perumahan penduduk, pedagang makanan, penjual oleh-oleh dan aksen Jawa tentunya memberi suasana yang berbeda.

Jalan-jalan ke Jambuluwuk  resto mengawali plesir di kota Batu Malang, pemandangan yang sangat indah di malam hari dengan lampu-lampu rumah penduduk di kejauhan dan bintang di langit yang malu-malu terlihat,  meyakinkan kami untuk besok akan kembali kesini untuk puncak acara bersama teman-teman yang lainnya. Tempat ini memang sangat indah dan cocok untuk makan malam yang romantis ataupun santai, hanya saja menu makanannya yang perlu diperbanyak dan disiapkan lebih baik, tetapi suasana yang meriah dan tempat yang indah membuat kami tidak terlalu terganggu dengan makanan. Sesi berfoto-foto dan ngobrol bareng melepaskan rindu dengan teman-teman membuat kami tidak rindu makan.

View malam hari di Jambuluwuk seperti kerlap kerlip bintang di langit

Soal makanan, makan pecel pagi hari sambil menikmati suasana Gazebo menghadap gunung Panderman di tempat kami menginap di The Batu Villas http://www.thebatuvillas.com/, malam makan di alun-alun dengan pilihan yang banyak sekali sampai bingung milihnya,  ngantri makan pos ketan legenda  1967, rawon dan masih banyak lainnya.

Perjalanan yang cukup menggairahkan menuju Coban Rondo di hari kedua di kota Batu Malang, air terjun dan tebing tinggi dengan legenda sarat makna dibalik keindahannya, sepanjang jalan dimanjakan dengan pemandangan jurang dengan pohon-pohon pinus yang sangat jenjang, hijau dan sangat indah. Suasana di Coban Rondo lumayan cantik untuk jalan-jalan ataupun diabadikan di kamera.

Menikmati percikan air terjun Coban Rondo Batu Malang

Sejuknya Coban Rondo Batu Malang

Tidak jauh dari Coban Rondo  lanjut menuju Omah Kayu tempat yang menjadi favorit  plesir  kali ini dan ternyata menuju Omah kayu harus perlu keluar tenaga untuk menuju puncak karena jalan menggunakan mobil sedang diperbaiki, tetapi semua terbayar ketika sampai di ketinggian, menatap gunung Banyak di kejauhan dan para pemberani yang bermain paralayang sungguh sangat indah dan menakjubkan.  Jalan menuju rumah-rumah di atas pohon ke Omah Kayu sangat ramai dan cukup antri untuk bergantian karena jalannya cukup kecil tetapi  semua tergantikan dengan keindahan pemandangan di rumah kayu yang tergantung di atas pohon. 

Cukup ramai dan harus bergantian untuk melihat pemandangan dan berfoto di teras rumah kayu karena setiap teras dibatasi hanya boleh dimasuki oleh 6 orang. Cukup deg degan harus berfoto di ketinggian terutama bagi yang takut akan ketinggian walaupun tempat ini cukup aman tetapi tetap rasa takut ditambah harus buru-buru karena antrian yang banyak membuat foto-foto jadi tidak sebagus yang diharapkan.

Memandang hijaunya hutan pinus dan indahnya gunung Banyak dari ketinggian rumah di atas pohon di Omah Kayu Batu Malang

Jalan setapak menuju rumah di atas pohon di Omah Kayu Batu Malang

Selain berfoto di teras rumah Omah Kayu, juga tersedia sleeping bag yang disusun berjejer di atas pohon dan sungguh ternyata tidak mudah melawan rasa takut untuk masuk ke sleeping bag dengan ketinggian seperti itu apalagi di bawahnya jurang dalam sudah menunggu. Perlu mengumpulkan keberanian sejenak untuk berani duduk apalagi tidur disitu, akhirnya karena rasa takut ketinggian berfoto sambil tiduran gagal total ternyata perlu nyali yang besar 

Sleeping bag di atas pohon dengan ketinggian dan hutan pinus di bawah cukup menguji nyali di rumah pohon Omah Kayu Batu Malang

Pose-pose yang kaku dan ketakutan di Omah Kayu akhirnya terbayar di Taman Bunga Selecta, walaupun disambut hujan sebentar tetapi Taman Bunga Selecta sangat indah dan terawat dengan baik, sangat memanjakan bagi yang suka keindahan bunga dan mencari spot berpose cantik. Berbagai macam bunga cantik, merah, kuning, putih, ungu, berbaur mempertontonkan keragaman yang cantik.

Frame of flowers Taman Bunga Selecta Batu Malang

Bunga & Nona cantik di Taman Bunga Selecta Batu Malang

Hari ketiga di Batu Malang trip lanjut menuju perkebunan Agro Kusuma seluas sekitar 100 hektar dengan kebun Jeruk, Apel, Jambu dan Srawberry dengan pemandangan gunung Arjuna di kejauhan sangat memberi pelajaran dan menakjubkan , sepanjang jalan kebun juga bisa dijumpai pedagang makanan khas hasil panen yang sudah diolah seperti kripik apel  dan juice buah,  toko souvenir untuk cendera mata di bawa pulang. Bagi yang ingn menginap di area ini tersedia juga kawasan penginapan rumah-rumah kayu yang sangat alami.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline