Tiga puluh tiga tahun yang lalu gerhana matahari total yang terjadi hari ini juga terjadi di belahan Indonesia.
Saat itu saya berada di Makassar yang menjadi lintasan gerhana matahari total dan saat itu dalam ingatan saya agak menakutkan suasananya, agak mencekam berbeda sekali dengan suasana GMT hari ini. Gelap gulita sangat terasa seolah-olah akan terjadi sesuatu yang dahsyat, detik-detik saat langit menjadi gelap terasa cukup mencekam.
Karena suka sekali dengan benda-benda langit dan alam semesta, jauh-jauh hari berita tentang GMT 2016 sudah menyita perhatian saya.
Banyak sekali perbedaan antara GMT 1983 dan 2016. GMT 2016 disambut dengan berbagai pemberitaan dan edukasi jauh-jauh hari melalui media-media terutama media sosial sehingga GMT kali ini sudah sangat dipahami dan disambut dengan pengetahuan yang lebih baik. Tahun 1983 pesan yang disampaikan ke masyarakat konteksnya sangat menakutkan yaitu kalau melihat gerhana matahari total akan menjadi buta, itu saja sehingga saat gerhana matahari tiba semua orang mengurung diri di rumah keluarga saling melarang untuk mendekati jendela apalagi melihat keluar. Tetapi berbeda dengan 2016, semua berbondong-bondong keluar rumah, ngumpul menyambut GMT dengan kacamata atau filter khusus.
Sebagai ringkasan perbedaan GMT 1983 dan 2016:
1. Edukasi melalui media di 2016 sangat banyak terutama melalui media digital.
2. Berita-berita GMT sangat gencar di medsos
3. Isi berita tidak menakutkan berbeda dengan 1983 info yang sampai ke masyarakat cenderung menakutkan.
4. GMT 2016 diliput berbagai TV swasta secara langsung dan sangat jelas fase GMT di setiap kota yang dilalui GMT.
5. GMT 2016 sangat dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
6. Suasana hiburan terasa sekali di 2016 berbeda dengan 1983 yang menakutkan.