Lihat ke Halaman Asli

Vicky Suhendi

Mahasiswa

Gelombang Baru Covid-19 dan Tantangan Baru Bagi Perekonomian Asia

Diperbarui: 3 Juli 2021   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui saat ini lonjakan akan kasus covid-19 kembali meningk. Situasi ini diperkirakan akan memberikan sebuah tantangan terhadap perekonomian di negara Asia itengah dupaya pemulihan ekonomi di masa pandemi ini. Seperti pada negara India yang pada bulan mei 2021 lalu menjadi sorotan didunia maya karena memiliki lonjakan akan kasus covid-19 sebanyak 6.371 kasus yang diikuti juga dengan negara seperti Malaysia,filipina,Thailand,dan Indonesia yang bila dijumlahkan hasilnya akan melebihi catatan kasus covid-19 pada tahun 2020 sebelumnya.

Menurut data yang dilampirkan oleh DBS yang berjudul " Asia's Covid Stumble and Fiskal Response "menyimpulkan bahwa gelombang baru covid-19 yang ditimbulkan saat ini telah menimbulkan permasalahan perekonomian negara di Asia,yang khususnya diakibatkan karena biaya fiskal yang berada diatas rekor hutang di tahun 2020. Kemunculan gelombang baru pandemic covid-19 ini juga telah menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi akan pajak serta kenaikan akan belanja public yang berguna untuk mendukung masyarakat dalam melakukan kegiatan usaha yang pada akhirnya akan meningkatkan defisit dan hutang pada negara tersebut.

Selain itu menurut Chief ( Economist Group Research DBS ) mengatakan bahwa " Dengan Vaksinasi yang sedang berlangsung dan protocol Kesehatan yang diikuti agar tetap beroperasi dengan aman, seharusnya dampak ekonomi yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan dengan yang terjadi tahun sebelumnya". Laporan dan rilis data yang diterima memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung di beberapa negara selama pandemic covid-19 mengalami pencapaian,seperti pada negara India yang yang melaporkan pertumbuhan ekonomi ( PDB ) pada kuartal ke 1 2021 berada pada angka 1,6 % lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk negara seperti Indonesia dan Thailand mengalami kenaikan inflasi pada bula mei 2021 lalu yaitu diperkirakan sebesar 0,32%-2,41% yang dipengaruhi oleh tekanan akan harga komoditas.

Dari hasil tersebut DBS melihat akan adanya kemungkinan Bank Sentral di negara-negara Asia tetap mempertahankan suku bunga dan focus akan kebijakan dalam mengatasi kerapuhan pertumbuhan ekonomi melalui regulasi  yang terarah dan dukungan likuiditas untuk memastikan stabilitas sector keuangan. Walaupun beberapa negara ada yang mengalami kenaikan inflasi seperti Indonesia dan Thailand tetapi masih terkendali dibawah target pemerintah. Beberapa negara asia pun bersepakat untuk focus pada strategi makroprudensial yang berguna untuk menjaga stabilitas perekonomian akan tidak memburuk. Perbaikan ekonomi ini juga akan diprediksi terdorong oleh kinerja dari ekspor dan impor yang membaik serta belanja pemerintah yang akan mendongkrak investasi.

Menurut perry ( Gubernur Bank Indonesia ) stabilitas akan ekonomi makro akan terjaga dengan inflasi sesuai target yaitu 2-4% dan memperkirakan defisit akan transaksi juga kan terkendali terhadap produk domestic bruto. Kondisi akan perbankan juga sangat baik dengan permodalan yang sangat kuat yang diikuti dengan likuiditas yang longgar.

Selain itu Sinergi KSSK,perbankan,dan dunia usaha akan diarahkan untuk mendorong kredit dan pembiaya-pembiayaan yang berguna untuk mendorong kontribusi besar terhadap PDB dan ekspor. Selain itu ada juga kebijakan-kebijakan yang akan dijalankan demi terciptanya kestabilan ekonomi mencakup stimulus moneter,makroprudensial,dan digitalisasi pembayaran serta penjaminan simpanan. Beberapa sector juga perlu didorong untuk meningkatkan perekonomian di masa pandemic covid-19 gelombang kedua seperti sector otomotif dan property yang saat ini telah didukung oleh pemerintah diberbagai negara asia dan otoritas melalui berbagai kebijakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline