Lihat ke Halaman Asli

[Cerpen] Aneksasi Ruang Tivi

Diperbarui: 3 September 2016   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : http://static.rogerebert.com/

Obo', soerang perempuan tunawicara yang kemarin sempat saya singgung (di status facebook); kini sudah hampir seminggu beralamat di rumah kami, tentu karena maunya sendiri.

Karena kamar di rumah kami penuh, terpaksa ia harus tidur sendirian di ruang tivi, diatas tilam yang dilipat dua, dengan amben yang langsung menyentuh lantai.

Sayang, kehadiran Obo di rumah kami membawa perkara baru yang cukup mengundang perhatian kami sekeluarga.

*

Sebelum Obo' mulai tinggal di rumah kami, galibnya di saban malam, selepas Isya, seorang duda tua, --Om Ule kami menyapanya-- selalu giat bertandang ke rumah.

Ia selalu berpenampilan necis saat tiba di rumah. Rambut klimisnya selalu sama, tersisir rapi menyibak ke kanan. Jaket jeans kesayangannya setia membungkus badannya yang gempal. Kemejanya tak pernah dibiarkan menjulur keluar dari celana; Dan ia selalu mengenakan celana jeans dengan model cutbrai (cuprai) --celana yang jadi saksi fase-fase jayanya menaklukkan beberapa bunga desa, di masa mudanya di era 70-an.

Ia selalu tiba di waktu yang tepat dan selalu sama; 15-20 menit setelah sholat isya. Dan selamanya masuk melalui pintu dapur.

Saat tiba di rumah, barang pertama yang ia cari adalah remot tivi. Ketika remot tivi berada digenggagamannya, ia akan menekan tombol nomor 1 (satu) tanpa ragu-ragu. Seketika landskap tivi akan berganti serial tonil berjudul "Anak Jalanan". Setelah itu, jangan tanyakan dimana remot tivi berada. Antara menyelinap dibawah ketiak, atau mungkin di saku celana cutbrainya.

Darisitu pula ia jadi musuh bersama dua keponakan saya, Gafy & Alika, yang selalu terasingkan dari ruang tivi ketika ia tiba.

Setelah ritus pertama itu berhasil, kini giliran ia memangku badan di depan tivi menghabiskan tontonan "Anak Jalanan" kesukaannya, hingga kantuk membawanya di ujung malam untuk kembali ke gubuk kecilnya di bawah sebuah pohon duren, tempat ia menumpang tinggal di ladang milik tetangga.

Sudah hampir 2 (dua) tahun Om Ule menjadi penguasa di ruang tivi kami. Sejak tivi kami masih berbentuk tabung, hingga kini sudah diganti LED.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline