Lihat ke Halaman Asli

Benih

Diperbarui: 20 April 2016   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keringat membahasahi hari yang gersang, menumbuhkan beni baru, beni kebencian.
Kebenaran serasa tua, semakin usang, lapuk ditelan kebodohan.

*

Tak perlu ada makna dalam setiap rasa
Tak perlu ada utang dalam setiap budi yang luhur
Tak perlu ada kebenaran yang diperjuangkan, karena tak ada harga untuk kemanusiaan di tanah moyang yang sayang ini: benar salah, semurah dosa.

*

Manusia semakin pintar, nahu nya sejingkal menyentuh langit, sayangnya menginjak rumput yang tak mengenal dosa.

*

Sajak ini ditulis dari pena bertinta air mata. Air mata manusia, air mata Tuhan yang tak tertebus rupiah.

*

Tak perlu kau tafsir aku, aku bukan mimpi
Tak perlu kau kejar, aku bukan waktu


*

Biarkan aku menjadi miskin dengan buku-buku dan utopia tentang keadilan
Dan kau, kaya dalam dusta-dusta yang barokah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline