Lihat ke Halaman Asli

Vicky AgustinS

Pelajar Universitas Muhammadiyah Purworejo

Apa yang Telah Hilang dalam Diri Kita sebagai Anak Bangsa?

Diperbarui: 20 Juni 2023   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya yang melimpah, menghadapi tantangan yang serius dalam menjaga karakter yang kuat dan unik pada generasi muda. Seiring dengan perkembangan zaman dan arus globalisasi, karakteristik khas yang melekat pada jiwa anak bangsa mulai memudar. Melalui artikel ini, kita akan menggali fenomena hilangnya karakter yang penting bagi perkembangan bangsa, serta mengajukan solusi yang perlu diimplementasikan untuk mengembalikan dan memperkuat karakteristik ini.

Salah satu karakter yang terus mengalami kehilangan adalah semangat gotong royong. Gotong royong, sebagai salah satu pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Namun, semakin banyak orang yang mengabaikan nilai-nilai gotong royong, berfokus hanya pada kepentingan pribadi atau kelompok kecil. Individualisme yang merajalela mengurangi semangat saling membantu dan berbagi dalam menghadapi tantangan bersama. Penting bagi kita untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong ini melalui pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai sosial dan kolaborasi.

Selain itu, rasa hormat kepada sesama juga telah merosot. Rasa hormat merupakan fondasi dalam menjaga harmoni dan kerukunan antarwarga negara. Namun, dalam era modern ini, banyak contoh yang menggambarkan kurangnya rasa hormat terhadap orang lain, baik dalam tindakan maupun perkataan. Perkembangan teknologi dan media sosial yang pesat turut berkontribusi pada fenomena ini. Oleh karena itu, perlu adanya penekanan yang lebih besar pada pendidikan karakter yang mempromosikan nilai-nilai kesopanan, empati, dan toleransi, sehingga setiap individu mampu menghargai perbedaan dan merawat keharmonisan dalam bermasyarakat.

Selanjutnya, hilangnya rasa tanggung jawab menjadi tantangan serius dalam pembentukan karakter anak bangsa. Seiring dengan meningkatnya konsumsi dan kemudahan hidup, generasi muda cenderung kurang tanggap terhadap tugas dan kewajiban mereka terhadap lingkungan sekitar. Penting bagi kita untuk menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dalam setiap aspek kehidupan, baik di lingkungan keluarga, pendidikan formal, maupun lingkungan sosial. Melalui pendekatan yang holistik, kita dapat membangun kesadaran akan pentingnya bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa.

Terakhir, penting untuk membahas penurunan moralitas dalam karakter anak bangsa. Norma-norma etika dan moral yang menjadi pondasi dalam kehidupan beradab mulai terkikis. Terdapat kecenderungan perilaku yang tidak etis, termasuk penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan pelanggaran hukum yang semakin meluas. Fenomena ini mengancam integritas dan keberlanjutan bangsa kita. Penting bagi kita untuk mengembalikan nilai-nilai moral yang kokoh dan memperkuat karakter individu agar mampu menghadapi godaan dan tantangan yang mungkin muncul.

Untuk mengatasi kehilangan karakter ini, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut ini beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengembalikan dan memperkuat karakter anak bangsa:

  • Menguatkan pendidikan karakter

Institusi pendidikan harus memberikan perhatian yang lebih besar pada pembentukan karakter anak bangsa. Pembelajaran karakter harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah, dan tidak hanya fokus pada aspek akademik semata. Melalui pendekatan yang menyeluruh, seperti kegiatan ekstrakurikuler yang mempromosikan kegiatan gotong royong dan kepedulian sosial, serta pengajaran nilai-nilai moral dalam setiap mata pelajaran, anak-anak akan terbiasa dengan nilai-nilai positif tersebut.

  • Peran keluarga yang kuat

Keluarga memainkan peran penting dalam membentuk karakter anak bangsa. Orang tua perlu mempraktikkan nilai-nilai seperti gotong royong, rasa hormat, tanggung jawab, dan moralitas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam lingkungan keluarga yang baik, anak-anak akan belajar melalui contoh nyata dan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pentingnya karakter yang kuat.

  • Penguatan peran masyarakat

Masyarakat juga memiliki tanggung jawab dalam membentuk karakter anak bangsa. Keterlibatan komunitas dalam kegiatan sosial, seperti program pengabdian masyarakat dan kegiatan gotong royong, dapat memperkuat semangat saling membantu dan nilai-nilai sosial dalam diri anak-anak. Saling peduli dan mendukung antara tetangga dan lingkungan sekitar akan mendorong perkembangan karakter yang positif.

  • Penggunaan teknologi yang bijak

Dalam era digital ini, penggunaan teknologi yang bijak menjadi penting. Media sosial dan internet dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperluas pengetahuan dan koneksi sosial, tetapi juga bisa menjadi sumber pengaruh negatif. Penting bagi orang tua dan institusi pendidikan untuk mengedukasi anak-anak tentang penggunaan yang bertanggung jawab dan etis dalam teknologi, serta mengawasi konten yang mereka konsumsi.

Dalam upaya mengembalikan karakter yang hilang dari jiwa anak bangsa, kesadaran kolektif dan komitmen dari semua pihak diperlukan. Kita perlu memprioritaskan pendidikan karakter yang mempromosikan nilai-nilai gotong royong, rasa hormat, tanggung jawab, dan moralitas yang kuat. Dengan mengembalikan karakter ini, kita akan mewujudkan generasi muda yang memiliki identitas kuat, sikap positif, dan kesadaran akan pentingnya kontribusi mereka terhadap kemajuan bangsa dan peradaban kita.

Pemerintah memiliki peran krusial dalam memfasilitasi dan mengawal implementasi langkah-langkah ini. Pertama, pemerintah harus memperkuat kebijakan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam kurikulum nasional. Dalam hal ini, pelatihan guru tentang pendidikan karakter harus menjadi prioritas, sehingga mereka dapat menyampaikan nilai-nilai karakter dengan efektif kepada para siswa.

Selain itu, pemerintah perlu mendorong peningkatan kerja sama antara institusi pendidikan dan komunitas lokal. Kolaborasi ini dapat melibatkan program-program pengabdian masyarakat yang memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan sosial yang mendorong pengembangan karakter, seperti membersihkan lingkungan, membantu komunitas kurang mampu, atau membangun infrastruktur pendidikan di daerah terpencil.

Pemerintah juga harus memperkuat regulasi terkait penggunaan teknologi, khususnya dalam hal perlindungan anak dan pengawasan konten yang tidak sesuai. Kerjasama dengan penyedia platform digital dan organisasi masyarakat sipil yang peduli terhadap perlindungan anak akan sangat diperlukan untuk mencapai penggunaan teknologi yang aman dan bermanfaat bagi perkembangan karakter anak bangsa.

Seluruh langkah ini harus didukung oleh kesadaran dan komitmen dari masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter bukanlah tanggung jawab tunggal pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi tanggung jawab setiap individu, keluarga, dan komunitas. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat memperkuat karakter anak bangsa dengan mengajarkan nilai-nilai positif, menjadi teladan yang baik, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang mempromosikan gotong royong dan kepedulian sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline