Pada masa sekarang merupakan masa dimana Ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK) mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama dibidang alat perkomunikasian seperti gadget. berawal dari surat dan telepone kabel, kini sudah berubah dan berkembang menjadi Smartphone, leptop, tablet, Ipad, dan lain sebagainya yang bisa dikenal dengan gadget.
Gadget merupakan alat elektronik yang pastinya memiliki pembaharuan dari hari ke hari, sehingga membuat hidup manusia semakin praktis. Beberapa tahun yang lalu gadget hanya banyak digunakan oleh para pembisnis dari kalangan menengah ke atas. Alasan mereka menggunakan gadget adalah untuk memudahkan bisnis mereka.
Namun pada zaman sekarang, gadget tidak hanya dipakai oleh para pembisnis saja, akan tetapi wajib dimiliki siapa saja mulai dari usia lansia, dewasa, remaja bahkan anak-anak, hal ini di sebabkan gadget memiliki berbagai fitur dan aplikasi yang menarik, bervariasi, interaktif, fleksibel, sehingga menambah daya tarik.
Anak-anak kini telah menjadi konsumen aktif dimana banyak produk - produk elektronik dan gadget yang menjadikan anak-anak sebagai target pasar mereka. Dalam penelitan Ameliola. S dkk (2013) dikutip pada New York Times, sebuah kasus terjadi dimana seorang anak cendrung pada iPad. Anak tersebut harus merengek ketika gadget kesayangan tidak berada dalam genggaman tangannya. Anak ini dapat dikatakan telah mengalami ketergantungan terhadap salah satu terobosan terbaru di era globalisasi ini.
Pada saat makan, saat belajar, saat bermain, bahkan saat tidur tidak dapat lepas dari gadget tersebut. Orangtua tidak dapat melakukan banyak hal selain menuruti keinginan anak. Pada hakikatnya, anak belum saatnya mengenal gadget, mereka masih memerlukan interaksi yang lebih luas dengan crayon, buku gambar, teman- teman bermain, dan lain sebagainya.
Di zaman yang serba canggih seperti ini kehadiran gadget memang sudah menjadi kebutuhan utama baik dari anak-anak maupun orang dewasa. Gadget tidak hanya sebagai alat untuk berkomunikasi namun juga dapat membantu mempermudah melakukan aktivitas lainnya. Dan pada akhir-akhir ini sering sekali ditemukan orang tua yang memberikan gadget kepada anaknya yang masih balita. Peran orang tua yang dulunya sebagai teman bermain bagi anaknya sekarang telah digantikan oleh gadget. Padahal masa balita adalah masa dimana tumbuh dan berkembangnya fisik maupun psikis manusia.
Di masa balita, anak banyak bergerak agar tubuh kembang optimal. Apabila di masa balita anak-anak hanya asyik berada di depan gadgetnya, kemungkinan perkembangan sosial anak akan kurang optimal.
Perlu diketahui bahwa periode perkembangan anak yang sangat sensitif adalah saat usia 1-5 tahun sabagai masa anak usia dini, sehingga sering disebut the golden age. Pada masa ini seluruh aspek perkembangan kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga sehingga yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya. Ketika anak berada pada the golden age tersebut, mereka menjadi peniru yang handal.
Sehingga jangan kita anggap remeh anak pada usia tersebut. Jika anak usia tersebut sudah diberikan sebagai mainan, maka akan berpengaruh terhadap perolehan bahasanya. Bukan hanya efek bahasa, yang lebih menghawatirkan adalah gangguan pada perkembangan emosi sang anak.
Dalam gadget ada begitu banyak games. Orang dewasa atau orang tua saja kesal atau marah ketika kalah dalam main game di gadget, apalagi anak-anak. Mereka akan jadi pribadi yang tidak sabar dan cepat marahh serta sulit mengendalikan emosi, bahkan tidak dapat mengatur emosinya. Lebih memprihatinkan lagi orang tua memberikan gadget untuk mendiamkan anaknya. Hal tersebut sungguh sanggat di sayangkan meningat masih berusia di bawah umur.
Orang tua yang mendiamkan anak dengan gadget sama halnya dengan orang tua yang malas, karena fungsi gadget seharusnya bukan untuk itu. Mereka akan mengartikan bahwa jika jenuh atau bosan akan ada gadget yang menemani dan menjadi mainannya berupa game yang tersedia pada gadget tersebut sehingga dapat mengubah mindset anak. Orang tua terkadang banyak yang tidak diketahui akan perkembangan yang terjadi pada anaknya. Padahal jika telah terjadi keterlambatan perkembangan pada anak, anak membutuhkan penanganan yang cepat agar tidak berdampak bagi berkelanjutan mereka.