Lihat ke Halaman Asli

Vica ArvinaKhairunnisa

Saya merupakan Mahasiswa di Universitas Brawijaya

Kesulitan Membaca Permulaan Pada Anak, Perlu Mendapatkan Perhatian Khusus

Diperbarui: 20 Juni 2024   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesulitan belajar merupakan hal umum yang terjadi pada siswa pada proses pendidikannya. Kesulitan membaca terutama membaca permulaan pada anak, merupakan hal lumrah yang sering terjadi. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan pembaca untuk menerima pesan yang ingin disampaikan penulis melalui kata-kata/tulisan. Kesulitan membaca sering disebut sebagai gejala kesulitan mempelajari suatu bagian dan kalimat. Anak yang memiliki kesulitan membaca mempunyai satu atau lebih kesulitan memproses informasi. Tetapi,  kesulitan belajar terutama pada hal membaca tidak boleh dipandang remeh.

Membaca permulaan dimulai di kelas 1 dan 2, dan membaca lanjut dimulai di kelas 3 dan seterusnya. Membaca permulaan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Karena keterampilan membaca permulaan sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca lanjutan yang benar-benar memerlukan perhatian guru untuk meningkatkan keterampilan ini sampai mereka menjadi mahir. Jika dasar membaca permulaan anak tidak diperkuat, anak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan keterampilan membaca. 

Selama membaca permulaan, proses kognitif anak sedang bekerja untuk memahami semua makna yang tertulis di dalamnya. Pengenalan bahasa tulis, mengenal huruf, serta mengeja secara sederhana dilakukan pada tahap membaca permulaan. Dalam kegiatan tersebut, anak berpartisipasi dengan menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa.

Tahap awal membaca permulaan pada anak dikenalkan dengan bentuk huruf abjad dari A/a sampai Z/z. Huruf-huruf tersebut perlu dilafalkan sesuai dengan bunyinya. Setelah anak mengenal huruf abjad dan melafalkannya, mereka kemudian belajar mengeja suku kata, membaca kata, dan membaca kalimat pendek. 

Terdapat beberapa hal yang menjadi tanda seorang anak mengalami kesulitan membaca. Tanda pertama yaitu pada saat menulis, anak harus melihat setiap huruf. Hal ini menunjukkan bahwa anak mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi setiap huruf dan merangkai susunan huruf. Tanda kedua yaitu ketika guru mendikte, anak kesulitan untuk menuliskan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa anak belum mampu mengenal suku kata, belum mampu membaca kata, dan belum mampu membaca kalimat, sehingga anak kesulitan untuk mengungkapkan kata atau kalimat dalam sebuah tulisan. 

Strategi khusus untuk menangani masalah membaca permulaan pada anak yaitu dengan menambah waktu di luar jam sekolah (bimbel). Hal ini untuk membantu menangani masalah membaca permulaan pada anak dan bisa menjadi langkah yang sangat efektif dan bernilai apresiasi. Dengan menambah waktu di luar jam sekolah untuk membaca, anak memiliki kesempatan tambahan untuk melatih keterampilan membaca mereka. Praktik membaca yang konsisten dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca secara signifikan. Rutinitas bimbel membaca setiap hari dapat membantu membentuk kebiasaan membaca yang positif pada siswa. Dengan terbiasa membaca setiap hari, anak akan semakin terampil dalam membaca dan lebih menyukai aktivitas membaca. Penting untuk memastikan bahwa bimbel rutin di sekolah benar-benar didesain untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca.

Melibatkan orang tua dalam kegiatan membaca di luar jam sekolah dapat memperkuat efektivitas strategi ini. Orang tua dapat menjadi pendukung aktif dalam membimbing anak-anak mereka dalam membaca di rumah.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline