Lihat ke Halaman Asli

VIA VEBRIANTI

saya merupakan seorang mahasiswa universitas pendidikan indonesia, hobby saya menulis dan mengolah data, dan saya suka membuat jurnal sinta, dan kepenulisan lainnya

Mahasiswa KKN Kelompok 125 UPI Melakukan Kunjungan dan Pendataan ke UMKM di Desa Jatisura, Majalengka dalam Rangka Membantu Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

Diperbarui: 12 Agustus 2022   02:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hari Selasa, 05 Juli 2022 dilaksanakan kegiatan Diklat 1 Sosialisasi Pembukaan KKN Tematik UPI Semester genap tahun akademik 2021-2022 yang bertemakan KKN Tematik berbasiskan SDGs (Sustainable Development Goals) kemudian dilakukan Diklat ke dua yang dilaksanakan pada hari sabtu, 09 juli 2022 membahas mengenai kegiatan sosialisasi kelompok kecil bersama LPPM UPI. pada KKN ini dibagi menjadi kelompok besar yaitu kelompok 125 yang berjumlah 28 orang yang dipilih sesuai domisili yang telah diisi pada website LPPM UPI. kelompok 125 merupakan kelompok yang memiliki domisili di kabupaten majalengka, jawa barat dari berbagai desa yang berbeda-beda, kemudian didalam kelompok besar tersebut dibagi kembali beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 7 orang. Kelompok kecil tersebut dengan lokasi tujuan atau desa yang berbeda-beda yaitu Desa Cimeong, Desa Jatisura, Desa Salagedang, dan Desa Tejamulya.

Salah satu kelompok kecil memilih Desa Jatisura yang beralamat di Jalan Lanud Sukani, komplek alun-alun jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka dengan kepala desa bernama Agus Rudianto. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan pendataan dan kunjungan UMKM yang ada di Desa Jatisura diantaranya yaitu UMKM produksi Rengginang terletak di blok pon yang dimiliki oleh ibu ilah, UMKM rumah produksi sistik milik ibu juju atau mamah naurah yang berada di blok manis, UMKM produksi roti (roti burger, roti bakar, dan bahan burger lainnya) milik bapak tarham yang berlokasi di blok wates, rumah produksi patung yang terdapat di blok kliwon.

dokpri

Pak adarsih merupakan seorang penjual rempeyek yang sudah menggeluti usaha dibidang rempeyek yaitu sekitar kurang lebih 3 tahun usaha rempeyek. adapun rempeyek yang dibuat kadang suka membuat rempeyek dalam ukuran kemasan kecil dan besar untuk kemasan kecil untuk sehari-hari kalau yang besar jika ada yang sistem pesan baru dibuatkan. Bapaknya yang mengawali pembuatan rempeyek, dan berkata"rempeyek ini sudah disebarkan dan banyak rempeyek lainnya tapi keras dan tidak renyah jadi pembeli banyak kesini misalnya dari luar desa atau dari bojong dll bahkan lebaran idul fitri banyak sekali dan sampai tidak ketampung dikarenakan factor tenaga di waktu usia yang sudah tua". Adapun menurut bapak Adarsih Strategi agar usaha stabil itu "awalnya lewat anak-anak pada nyobain kemudian dibandingkan dengan yang lainnya sampai rempeyek ini paling enak dan pada order disini" rempeyek tersebut tidak memakai label, dan rencananya kelompok kkn akan membuatkan logo untuk label agar dikenal orang banyak, untuk modal dan hasil lumayan ada pemasukan. Pada saat covid-19 ada dampaknya tidak atau ada dampaknya tapi untuk bahan-bahannya terjadi kenaikan harga sehingga harga penjualan ada kenaikan. adapun untuk sistem pemasaran Rempeyek dipasarkan melalui online seperti mempunyai reseller pedagang.

Kemudian dilanjutkan ke rumah usaha patung dan kerajinan yaitu oleh bapak sulaiman di blok kliwon. Adapun pembuatan patung kerajinan Bahannya macam-macam ada dari tahi regaji, resin dll. Bapak sulaiman di blok kliwon membuatnya selama kurang lebih 3 hari sesuai dengan patung yang dibuatnya, untuk area pemasaran usaha ini sampai dikirimkan ke gempol adanya pesanan. Kerajinan patung dan pembuat kerjinan lainnya, pengrajin patung sudah lama yaitu dari kecil sekitar kurang lebih 20 tahun, sudah mengirimkan patung-patung ke luar kota misalnya ke Cirebon, tempat ini juga akan didatangi oleh anak-anak sekolah jika ditugaskan membuat kerajinan

Rumah produksi rengginang oleh ibu ilah yang sudah 2 tahun memproduksi rengginang merupakan usaha yang turun menurun dari keluarga karena sudah memiliki targer customer, menyimpan atau mengirimkan ke pasar dan warung-warung, pemasaran dari mulut ke mulut dan kadang melalui sosial media yaitu menggunakan facebook, kadang dijual mentahannya ataupun yang sudah masak atau matangnya. Pemesanan banyak pada saat menjelang hari raya idul fitri tetapi pada saat terjadinya covid-19 sepi tetapi itu bukan menjadi kendala karena pemasaran rengginang ini dilakukan ke pasar-pasar atau warungan. Musim hujan merupakan kendala bagi usaha ini dikarenakan minimnya penyinaran sinar matahari untuk pemprosesan rengginang ini, selain itu harga bahan-bahan yang tidak stabil sehingga menyulitkan pedagang.

Ibu juju terdapat di blok manis pembuatan pangsit,donat sudah 8 tahun, ibu juju"orang-orang jika ingin membeli semuanya ke rumah karena sudah pada tahu dan pemasaran juga secara online melalui WA ataupun Facebook kadang ada customer dari luar kota jadi dipaketkan" kendala covid-19 dan bahan pembuatan proses menjadi permasalahan pada proses produksi. Usaha ini belum memiliki nama merk makanannya.

Maka dengan itu kita perlu bagaimana mengembangkan bagaimana usaha dalam mendukung meningkatkan perekonomian, dengan adanya UMKM akan membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian suatu masyarakat. sehingga dengan adanya UMKM ini dapat mengurangi angka kemiskinan didunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline