Lihat ke Halaman Asli

Octaviani

freelancer

Tenun Ikat Pemikat Sintang

Diperbarui: 4 November 2022   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: dokumentasi pribadi

Tenun termasuk dalam teknik pembuatan kain tertua. Menurut Wikipedia, tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip sederhana yaitu dengan mengabungkan benang secara memanjang dan melintang. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas tenun masing masing dan memiliki keunikan masing masing, sama halnya dengan Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.

Kabupaten Sintang Kalimantan Barat mulai mengembangkan kembali seni kain yang hampir menghilang ini pada beberapa tahun terakhir yang dikenal dengan tenun ikat. Tenun ikat sendiri merupakan tenun yang berasal dari suku dayak yang mendiami Kabupaten Sintang Kalimantan barat Biasa digunakan dalam pakaian adat tradisional, terutama pada Sub Suku Dayak Desa. Seiring berjalannya waktu tenun ikat tidak hanya digunakan dalam pakaian tradisional tetapi dimodifikasi menjadi lebih modern dan kekinian seperti dijahit menjadi tas, dompet, dress, gaun, batik, jacket, bahkan jas. 

Tenun ikat tidak hanya dikenal secara lokal oleh warga Kalimantan Barat saja, tetapi sudah mendunia, seperti warga Amerika, Belanda, Jerman, Italia dan lainnya. Bahkan pak Joko Widodo pernah loh menggunakan jacket modifikasi tenun ikat Sintang.

Saat presiden Joko Widodo menggunakan jacket Tenun Ikat asal Kabupaten Sintang. Dok. Biro pers, media, dan komunikasi

Tenun Ikat sendiri memiliki dua pewarnaan yaitu pewarnaan alami yang diambil dari tumbuhan-tumbuhan, dan pewarnaan kimia. Untuk pewarnaan alami, warna kainnya lebih pudar tetapi tahan lama, sedang kan untuk pewarnaan dari bahan kimia warnanya lebih cerah dan beragam. Sampai saat ini Tenun Ikat terdiri dari berbagai ukuran, ukuran syal, taplak meja dan selimut. Harganya pun menyesuaikan untuk ukuran syal biasanya Rp. 35.000-100.000, untuk ukuran taplak meja, berkisaran Rp. 500.000 keatas, dan untuk ukuran selimut diatas Rp. 1.000.000. 

Jika ingin bertemu langsung dengan pengerajin kita bisa mengujungi Desa Ensaid Panjang kecamatan Kelam permai, Desa Umin Jaya Kecamatan Dedai, Jaraknya pun masih dekat dengan kota Sintang. Tidak hanya desa-desa tersebut, tetapi juga banyak daerah lain yang masih mengembangkan tenun ikat ini. 

sumber gambar :https://tunjugahfoundation.org.my/v2/wp-content/uploads/2013/05/IMG_0852-700x525.jpg 

Jika kalian ingin membeli kalian bisa pergi langsung atau memesan melalui media sosial karena sekarang banyak yang menjual produk tenun ikat melalui akun Facebook dan Instagram bahkan Shoppe, Tokopedia dan lain sebagainya. Yuk, bersama-sama kita kembang dan tanamkan cinta seni budaya yang kita miliki kepada generasi muda sehingga seni budaya ini tidak punah, karena tidak ada peminatnya dan pasarannya.

kalau berkunjung ke Sintang jangan Lupa membelinya ya

salam sehat salam budaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline