Perlu di ketahui, TAMBORA itu terletak di 2 buah Kabupaten yang masih serumpun, rumpun MBOJO, yaitu Kabupaten DOMPU dan Kabupaten BIMA, yang sekarang sudah menjadi Kota Madya BIMA.
Tambora, hmmmmm.... gunung api ini dalam beberapa dekade terakhir tidak terlalu terkenal. berbeda dengan gunung merapi yang ada di daerah lain, bromo, gunung merapi di jogja, misalnya yang acap kali menjadi tempat wisata. alasan yang lebih tepat karena tambora tidak terlalu dilirik adalah karena Pulau sumbawa, NTB umumnya tidak se tenar kota-kota besar yang memiliki gunung api yang mudah di liput oleh para pemburu berita yang kemudian aktivitas gunung selanjutnya dijadikan head line pada surat kabar mereka. selain itu, terlampau jauh kejadian yang mengerikan karena letusannya, yaitu pada tahun 1815. coba hitung kebelakang, kita ini sekarang generasi keberapa ya? hehehe yang tersisa hanyalah kenangan-kenangan, dari cerita, dokumentasi (meski sedikit), dan lainya yg dapat memberika sedikit informasi.
Saking lamanya rentan waktu letusan gunung tambora sampai saat ini, orang tua saya, bahkan kakek-nenek saya nyaris tidak pernah cerita tentang letusan tambora, beberapa yang pernah saya tahu adalah PT. VENER, begitulah sebutannya. Perusahaan yang datang dan membawa keluar kayu-kayu di kaki gunung Tambora, setelah kayunya dan Pohon habis ditebang, perusahaan tolol itu pergi begitu saja. meninggalkan pelabuhan yang sekarang tidak terurus dan infrastruktur jalan di kawasan pekat dan sekitarnya yang sampai sekarang jalannya masih ada yang belum di aspal. saya masih ingat betul! dulu, jalanan dicalabai sepi, belum teraspal. hanya kendaraan proyek yang lalu-lalang seperti truk tronton sebagai mobilisasi kayu yang tanpa henti- hentinya mengangkut kayu. truk-truk tronton itu besarnya masyaallah. terang saja, truk itu membawa kayu raksasa yang ukurannya nauzubillah. Visualisasi ukuran kayu nauzubilah yang saya maksud itu, jika 5 orang dewasa saling merentangkan dan berpegangan tangan, maka ke-5 orang tersebut blum sanggup memeluk pohon-pohon yang diambil oleh perusahaan tolol itu. ini serius, saya sendiri loh yang lihat saat kayu-kayu terbentang di area pelabuhan menunggu untuk dikirimkan, entah ke daerah antah berantah mana. kebayangkan se-nauzubillahnya diameter itu pohon? hingga kini, pelabuhan yang tidak terurus ini kami sebut pelabuhan vener.
[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Pelabuhan Vener Sekarang #thanks to Tegus Ardiansyah"][/caption]
Bila kita bertolak dari Dompu (Kabupaten Dompu) menuju calabai tempat TAMBORA berada, dalam perjalan sebelum memasukin calabai kita bisa melihat dataran yang cukup luas, di hiasi bebatuan-bebatuan hitam yang terbentuk dari larva yang membeku. Kadang bila beruntung kita bisa menemukan segerombolan kuda liar yang sedang menikmati hamparan rumput yang luas. Tidak heran kawasan di pulau Sumbawa terkenal dengan Susu Kuda Liar. di dataran dengan hamparan rumput luas itu sering kita jumpai "Fu'u rangga" yang tumbuh liar. pohon ini acap kali menjadi tempat peristirahatan para pengendara roda dua karena rindang dan bila hujan konon dapat menangkal petir. "Fu'u rangga" begitu masyarakat lokal menyebut Pohon Bidara, sampai sekarang penjelasan ilmiah tentang pohon yang konon anti petir ini masih saya belum temukan, itu artinya sisi "primitif" saya masih percaya klo pohon bidara itu anti petir. Buah "fu'u rangga" ini salah satu buah favorit saya waktu jaman "ingusan", setelah daging buahnya habis di dalam mulut, bijinyapun kerap kali di diamin didalam untuk mainan gigi, kadang sesekali ikut ketelan juga tuh biji! ah jadi ingat masa "ingusan" deh! tolong kabari saya bila ada kompasianer yang punya/tahu bukti ilmiah korelasi Pohon Bidara dan penangkal petir ya, segera! :)
Dari segi teknis, gunung tambora ini memiliki ketinggian hingga 4.300 m yang berada pada koordinat pada 8°15' LS dan 118° BT. Dari koordinat tersebut, menggunakan google earth anda dapat menyaksikan kawah gunung tambora. Sebelum meletus gunung tambora merupakan gunung tertinggi di nusantara, ketika itu puncak Gunung Tambora mencapai ketinggian sekitar 4.300 meter di atas permukaan laut (dpl). Bandingkan dengan daratan tertinggi di Indonesia saat ini, yakni Puncak Jayawijaya, Papua, yang berketinggian sekitar 3.050 m dpl. karena meletus hebat, tertinggallah setengah dari gunung tersebut, yakni sekitar 2.851 m dpl.
PERBANDINGAN
Tidak sedikit orang-orang yang penasaran dengan hebatnya letusan Tambora ini membandingkan dengan letusan-letusan gunung-gunung lainnya. sebagai perbandingan adalah salah satu CD Harun Yahya, yang memuat tentang meletusnya gunung Vesuvius membunuh seketika orang-orang di kota pompei yang di buktikan dari temuan mayat orang sedang beraktivitas, seperti sedang makan di meja makan bersama keluarganya dan banyak lagi bukti lain. letusan gunung Vesuvius diatas jauh lebih hebat letusan Gunung Tambora. terang saja, letusan gemuruhnya terdengan hingga makassar, batavia, bahkan hingga Sumatera.
Dengan Volcán Santa María adalah gunung berapi aktif yang terletak di Guatemala, dekat dengan kota Quetzaltenango. Letusan gunung ini pada tahun 1902 adalah salah satu dari 3 letusan gunung terbesar pada abad ke-20. masih jauh mengalahkan letusan Tambora. letusan Volcán Santa María ini tidak menyebabkan perubahan iklim yang berarti, bandingkan dengan tambora, terjadi perubahan iklim, dasyat. masih banyak bila anda banding-bandingkan.
3 KERAJAAN TERKUBUR, TSUNAMI DI BEBERAPA WILAYAH INDONESI, TAHUN TANPA MUSIM PANAS DI EROPA.
Akibat dari letusan dasyat gunung tambora, tiga kerajaan kecil hangus dan hancur terkena lahar dan material letusan Gunung Tambora. Ketiga kerajaan itu adalah Pekat yang berjarak sekitar 30 km sebelah barat dari Tambora. Lalu, Kerajaan Sanggar berjarak 35 km sebelah timur Tambora, dan Kerajaan Tambora berjarak 25 km dari gunung tersebut.(Haris Firdaus dalam bukunya berjudul Misteri-misteri Terbesar Indonesia-2008). hampir semua penghuni kerajaan tewas, kecuali 2 orang. tmbahnya dalam buku tersebut. tebalnya debu-debu yang berterbangan di langit, sepanjang daerah dengan radius 600 km dari gunung tersebut terlihat gelap gulita selama dua hari. karena sinar matahari tak mampu menembus tebalnya abu-abu dari letusan.