Saat memasuki usia 20 tahun ke atas pasti kamu mempertanyakan apa gunanya hidup didunia dan saat membuka media sosial kamu merasa cemas yang berujung membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hmm…ternyata, kedua hal tersebut merupakan tanda bahwa kamu sedang mengalami Quarter Life Crisis, lho! Yuk, simak tanda-tanda Quarter Life Crisis lebih lanjut!
Sebelum lanjut, apa sih Quarter Life Crisis itu??
Dikutip dari Hellosehat, Quarter Life Crisis merupakan krisis emosional yang terjadi saat memasuki usia 20 tahun. Ada masa dimana kita mulai bingung dengan tujuan hidup yang sebenarnya. Awalnya memang baik-baik saja dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Masih tetap melakukan kegiatan yang monoton tanpa memperdulikan apa yang dibutuhkan oleh diri kita sendiri. Tetapi, pada saat terjebak terhadap sesuatu yang berkaitan dengan masa depan, kita mulai bertanya-tanya apakah hal yang dilakukan sudah benar, apakah sudah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan lain-lain. Ragu akan masa depan serta meragukan kualitas hidup merupakan ciri dari krisis emosional. Nah, ini adalah sedikit penjelasan terkait quarter life crisis. Sekarang, mari simak apa saja tanda-tanda bahwa kamu sedang memasuki masa quarter life crisis.
Mulai bertanya-tanya apa gunanya aku hidup didunia??
Seringkali saat sedang melamun atau sedang berada di titik terendah, tiba-tiba merasa bahwa hidup ini tidak ada gunanya. Pertanyaan ini terlihat simple namun nyatanya sangatlah berat.
Sulit mengambil keputusan
Soal kehidupan setelah sekolah misalnya. Dulunya saat masih sekolah kamu selalu diarahkan oleh orang tua. Tidak ikut campur dalam mengambil keputusan, mencari sekolah, dan sebagainya. Ketika beranjak dewasa, segala hal menjadi tanggunganmu. Pada fase ini, diri ini sedang diuji untuk mengambil keputusan jangka panjang yang tentunya tidak gampang.
Arah tujuan dan motivasi hidup menghilang
Hal ini kerap terjadi saat kita gagal dalam melakukan sesuatu dan kehilangan semangat untuk hidup. Trauma atau takut untuk mencoba lagi menyebabkan tujuan hidup perlahan menghilang.
Merasa cemas saat membuka media sosial
Biasanya orang-orang membuka media sosial untuk mencari hiburan karena ingin mengistirahatkan otak. Tetapi, kamu malah merasa was-was saat membuka media sosial. Parahnya lagi, kamu membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain dan mulai bertanya-tanya kapan aku bisa seperti dia.