Lihat ke Halaman Asli

Vianida Hardiningsih

Civil Servant at Ministry who is loving about economics research, islamic parenting, and sustainable life.

Diksi dari Orang Tua Baru

Diperbarui: 23 Agustus 2023   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

"Setiap anak adalah seniman, masalahnya adalah bagaimana tetap menjadi seorang seniman hingga ia tumbuh dewasa." -Pablo Picasso

Menjadi orang tua bisa dibilang adalah salah satu peran yang  rumit, di satu sisi kita masih berperan sebagai individu dengan segudang amanah eksternal tetapi di sisi lain ada tambahan peran baru di lini internal yang sangat amat krusial. Sebut saja ini cerita tentang pengasuhan. 

Maka mari kita coba memulai perjalanan diksi yang penuh curhatan pikiran dan hati ini dengan sebuah kutipan yang berbunyi, seorang anak tidak dapat memilih darimana ia dilahirkan tetapi seorang orang tua sangat mungkin memilih pola pengasuhan seperti apa yang akan ia terapkan. Jelas, aktor utama yang akan menyemai bibit potensi itu adalah orang tua sebab pada akhirnya baik atau buruknya anak sangat bergantung dari apiknya kolaborasi orang tua dalam mendidiknya.

Kalau dikilas balikkan, rasanya tidak ada yang memberi tau bahwa menjadi orang tua itu ternyata sekompleks itu. Banyak hal yang harus direncanakan dan diupayakan tidak hanya saat sang anak telah lahir tetapi juga saat sang anak masih dalam kandungan atau bahkan sebelum diikhtiarkan untuk hadir ke dunia. Menjadi orang tua dengan segudang amanahnya berarti harus siap dengan konsekuensi tanggungjawab untuk memberikan yang terbaik. 

Masih jelas juga teringat dari jaman sekolah dulu bahwa pergerakan ini sebenarnya untuk satu impian besar yaitu menjadi orang tua. Lalu jika sekarang setelah impian itu benar-benar nyata diijabah, apakah liku terjalnya membuat kita menyerah begitu saja? Ah rasanya terlalu lemah ya. Sederhananya, bukankah jika mengasuh hanya sekadar mengasuh, binatang di tengah hutan pun juga mengasuh anaknya. Sungguh peran orang tua sangat erat kaitannya dengan ilmu sebelum amal, tentang ikhtiar untuk tak pernah berhenti belajar dan tak pernah puas dengan pencapaian. 

Oleh karenanya, semoga aku, kamu, dan kita semua bisa benar benar memaknai peran ini dengan sebaik-baiknya kontribusi. Sebab amanah ini bukanlah sesuatu yang bisa untuk dimain-mainkan. Jika kita berkata sanggup untuk memberikan kebermanfaatan luas dengan peran eksternal kita, seharusnya kita juga lebih sadar dan mampu untuk memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembang anak-anak kita. 

Karna anak adalah amanah terakbar maka mari bersemangat memberi yang terbaik agar sang anak bisa bertumbuh menjadi individu yang bisa dibanggakan. 

Selamat hari anak, semoga kita bisa menjadi orang tua panutan untuk anak-anak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline