Lihat ke Halaman Asli

#1 Mirror of Love

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

139512680123386789

Ketika kita bercermin dan melihat kemeja yang kita pakai tidak nyaman. Apa yang kita perbuat ? Mengganti cerminnya atau merapikan kemeja? Tentu kemeja yang kita rapikan. Kemungkinannya kita yang salah merapikan kemeja itu sehingga yang harus kita rubah adalah diri kita, karena cermin-cermin yang kita miliki sesungguhnya  hanyalah refleksi dari diri kita. Dan begitu juga pula, jangan pernah komentari lebih dalam kehidupan orang lain, bila kita belum dapat merapikan diri sendiri.
Jika kita mengubah diri dan menjadi orang sebagaimana yang Anda kehendaki,  maka anda juga akan mulai melihat orang lain dari sudut pandang yang baru. Hal ini akan mengubah secara drastis cara Anda berinteraksi dalam segenap hubungan.
Sebagai seorang manusia/hamba yang hina ini, sudah semestinya kita kerap bercermin diri dan melakukan perenungan terhadap apa yang telah dilakukan. Tujuannya tiada lain untuk mengetahui kekurangan diri dan berusaha memperbaikinya di masa depan. Melakukan semua itu dengan jalan terus menginstropeksi diri dan bercermin pada nilai-nilai kebaikan. Jangan pernah mengabaikan, sebab b
ukan orang lain yang kita rubah. Bila kita menginginkan yang terbaik dari teman-teman yang berada bersama kita, yakinlah hidupmu akan tertekan tanpa batas dengan mengurusi kehidupan orang lain.  Angan-angan menjadi hidup baik dan untuk menjadi terbaik akan menjadi angan semata.

Kebahagiaan yang anda dapat, hanya kepuasan melihat kebahagiaan orang lain bukan kebahagiaan diri sendiri yang kita dapatkan. Banyak kekurangan yang dimiliki setiap insan manusia, namun dari ketidaksempurnaan itulah kita bisa mencari keindahan yang hanya dirasakan dalam ketidaksempurnaan.
Akhirnya, tiada jalan lain selain terus melakukan perenungan dan bercermin diri. Apakah kita sudah melakukan sesuatu yang memang layak dilakukan oleh seorang hamba yang bernama manusia, atau sebaliknya, melakukan sesuatu yang hanya layak dilakukan oleh seekor binatang? Dan apakah kita sudah mengumpulkan bekal yang cukup untuk perjalanan panjang nanti, yaitu negeri akherat? Atau malah sebaliknya, tidak sedikit pun bentuk amalan yang di peruntukkan untuk itu.
Biarkan kebahagiaan insan manusia disekitarmu dalam pencapaiannya, bukan anda yang menentukan kebahagiaan kehidupan, bukan anda yang menentukan baik dan buruknya kehidupan seseorang.
Sudahkah anda mendapat kebahagiaan dalam diri sendiri dari cermin kehidupan anda? atau masih nyaman di kehidupan orang lain? atau masih menilai cermin kehidupan orang lain? Selesaikan masalah dari cermin kehidupan anda sendiri. Bila anda sukses dalam diri sendiri, anda adalah orang terbaik dari orang-orang yang berada di sekeliling kehidupan anda.

Semoga kita senantiasa bisa merenggut sebanyak mungkin dari nikmat cinta dengan perenungan dan bercermin diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline